Mohon tunggu...
Langit Amaravati
Langit Amaravati Mohon Tunggu... lainnya -

An author\r\nhttp://langit-amaravati.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bertukar Debar

1 November 2013   23:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:42 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam dadaku yang retih, engkau menjelma pepohon yang diam-diam tumbuh subur. Kehangatan yang mengakar, rimbunan cinta yang tak bisa ditakar. Bahumu dan punggungmu tiba-tiba adalah batang maha kokoh tempatku bersandar.

Matamu adalah  lautan puisi dan aku adalah nelayan yang tak pernah ingin pulang; ingin selalu berlayar, tenggelam dalam debar demi debar.

Jika cinta harus kita beri nama, maka aku akan kehilangan berbagai macam aksara. Sebab tak ada kata paling tepat untuk menyebut bebunyian yang bertalu-talu di dada. Aku hanya mencintaimu ... itu saja.

Kali ini kutitipkan senyumku di pagut bibirmu.

Jangan pernah lepaskan aku, mari berjalan sambil bergenggaman. Karena cinta tak pernah butuh penjelasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun