Mohon tunggu...
kumpulan cerita pendek
kumpulan cerita pendek Mohon Tunggu... Lainnya - i will try to update daily. Dukung saya di https://karyakarsa.com/cerpenterjemah/

Terbitan cerita pendek terjemahan, dukung saya untuk terus menerus translasi karya cerpen-cerpen terbaik luar negeri yang perlu di bahasa indonesiakan. Untuk request terjemahan, saya buat jenis ketentuannya. i will try to update daily. Dukung saya di https://karyakarsa.com/cerpenterjemah/ https://kumpulanceritapendek.medium.com/ twitter.com/Sekelumitx

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan

11 April 2021   09:26 Diperbarui: 11 April 2021   09:45 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Translated from "Rain" by Varlam Shalamov

Ini adalah hari ketiga kami menggali situs baru. Setiap laki-laki memiliki kemungkinan lubangnya sendiri dan sampai sekarang tidak ada dari kami yang bisa mencapai kedalaman lebih dari setengah meter. Tidak ada yang telah mencapai lapisan beku, meskipun linggis dan beliung telah diperbaiki dengan cepat. Ini sangat tidak biasa, tetapi para pandai besi tidak memiliki alasan untuk menahan hal-hal ini, karena hanya kita brigade yang bekerja. Masalah paling utama adalah hujan, yang mana telah jatuh tanpa henti selama tujuh puluh dua jam, Ketika dasarnya licin kau tidak akan dapat menebak apakah telah hujan selama lebih dari sejam atau sebulan. 

Hujan sangatlah dingin dan bagus. Para brigade bekerja disamping kami telah berhenti kerja dan dikirm pulang beberapa waktu yang lalu, tetapi mereka adalah brigade gangster, dan kami tidak memliki kekuatan lebih sekalipun untuk iri kepada mereka.

Penjaga kami jarang muncul. Dia memakai jas canvas bertudung basah yang bentuknya melancip seperti pyramid. Para bos bergantung ke hujan, aliran air dingin menerpa punggung kami. Meskipun kami telah basah --- tidak ke celana dalam kami, meski, karena kami tidak memakai celana dalam sama sekali. Kalkulasi kasar para bos adalah bahwa hujan dan angin akan membuat kami bekerja. Tetapi kebencian kami pada pekerjaan malah makin menguat, dan setiap sorenya penjaga itu mengumpat setelah dia menurunkan penggaris kayu dengan markernya ke lobang. 

Para penjaga tetap mengawasi kami dari jamur, sebuah hal yang biasa untuk peralatan camp. Kami tidak dapat memanjat keluar dari lobang. Kami tidak diperbolehkan untuk berteriak ke satu sama lain. Hanya mandor kami yang diperbolehkan untuk pindah dari lubang ke lubang. Jadi kami berdiri diam saja, dengan sikut diatas tanah, di lubang batu, shaft panjang yang melintasi pinggiran sungai kering.

Malam-malam sangatlah pendek untuk mengeringkan jaket; di malam kami hampir bisa untuk mendapatkan baju dan celana panjang kering di tubuh kami. Aku lapar dan marah, tetapi aku tahu bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang membuatku bunuh diri. Ini adalah ketika aku mulai memahami apa esensi dari insting besar kehidupan, kualitas yang dimiliki manusia dalam taraf derajat tinggi. Aku dapat melihat kuda-kuda kami kelelahan dan sekarat --- itu adalah satu hal yang dapat kuberikan, karena tidak ada kata kerja yang tepat untuk eksistensi kuda. Kuda-kuda tidaklah berbeda dengan manusia. Di utara, kerja berlebihan, makanan yang buruk, pukulan adalah yang membunuh mereka, dan meskipun mereka hanya menderita seperseribu dari apa yang telah manusia derita, mereka mati pertama. Aku juga memahami satu hal utama: manusia adalah manusia bukan karena dia adalah ciptaan Tuhan atau karena dia memiliki jempol menakjubkan ataupun dua tangan, tetapi karena dia secara fisik lebih kuat, lebih mampu bertahan daripada binatang lain dan khususnya, karena dia mampu membuat sisi spiritual yang menjadi pembantu efektif selain dari sisi fisiknya.

Itu adalah apa yang kupikirkan beratus kali di dalam lubang ini. Aku tahu aku tidak akan membunuh diriku karena aku telah mengetes kehendak untuk hidupku. Dalam lubang lain, hanya lebih dalam, aku telah menemukan sebuah batu yang besar sekali dengan beliung. Aku menghabiskan banyak hari dengan berhati-hati menahan beratnya. 

Dari berat yang tidak ramah ini, sebagaimana para penyair Rusia mengatakan, aku pikir aku dapat membuat sesuatu yang bagus. Aku pikir aku dapat menyelamatkan hidupku dengan menghancurkan kakiku. Ini adalah sebuah niat yang baik, sebuah prospek yang murni estektik. Batu itu bermaksud untuk jatuh dan menghancurkan kakiku. Dan aku akan cacat permanen. 

Ini menjadi passion mimpi yang bergantung terhadap perencanaan yang hati-hati, jadi aku mencoba untuk menemukan letak terbaik untuk menaruh kakiku, dan aku membayangkan bagaimana aku akan membuat sedikit gerakan dari beliungku, dan kemudian batunya akan terjatuh. Aku memutuskan di hari, jam dan menit dan mereka datang. Aku menaruh kakiku dibawah batu yang bergantung, memuji ketenanganku, mengangkat sebuah tangan, dan kemudian sama seperti tuas, menaruh kapakku ke bagian belakang batu. Batunya mulai bergerak melalui dinding lubang ke tempat dimana aku telah hitung. Tetapi kemudian aku tidak tahu bagaimana itu terjadi:Aku menarik kakiku ke belakang. Lubangnya sangatlah sempit, jadi kakiku tertindih, dan aku memiliki memar serta luka lecet --- sebuah hasil yang amat kurang untuk sebuah kerja yang di rencanakan dengan bagus.

Jadi aku memahami bahwa aku lebih cocok untuk melukai diri sendiri daripada bunuh diri. Segala yang dapat kulaksanakan sekarang adalah untuk menunggu bencana kecil yang bergantian dengan sukses kecil, sampai bencana yang besar mulai berjalan di jalannya.

Sukses kemudian adalah akhir dari hari kerja dan tiga sup penuh, bahkan jika supnya dingin itu dapat dihangatkan diatas kompor panas di dalam sebuah wadah yang aku buat sendiri dengan kaleng tiga liter, aku dapat menyalakan rokok, atau cukup merobeknya Aku dapat menolak tertibnya Stepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun