Dalam dunia akademik (sekolah atau kuliah) seseorang yang dikenal pintar pasti banyak dipuji oleh orang sekitar, teman-teman bahkan oleh para guru atau dosen. Karena kepintarannya, IQ yang dimilikinya pun diatas rata-rata jadi tidak heran jika guru atau dosen lebih memilihnya untuk mengikuti perlombaan atau olimpiade.
Berbeda dengan si pintar, seseorang yang rajin sering tidak dilihat oleh orang sekitar, guru atau dosen bahkan oleh teman-temannya. Karena si rajin, orang lain melihatnya pun hanya suatu hal yang biasa saja.
Tapi tahukah kamu? Dalam realita sekolah atau kampus, tidak melulu orang pintar selalu unggul dari orang yang rajin. Karena menurut fakta yang di dapat penulis, rajin bisa mengalahkan si pintar.
Kok bisa? Sebenarnya, orang yang rajin memiliki semangat yang lebih dibanding orang yang pintar. Si rajin akan melakukan apa yang sudah dikerjakannya agar cepat selesai untuk bisa melakukan pekerjaan lainnya. Pantang menyerah dalam melakukan sesuatu, terus berusaha untuk mendapatkan jawabannya.
Walaupun si rajin tidak pintar, tapi dengan ia rajin belajar maka bukan tidak mungkin ia bisa mencapai si pintar.
Jika penulis diberi pilihan, ingin menjadi pintar atau rajin? Penulis akan lebih memilih untuk menjadi rajin. Karena dengan rajin, kamu pun bisa menjadi pintar. Kepintaran akan datang padamu jika kamu rajin belajar.
Sedangkan, pintar akan hilang begitu saja jika kamu tidak 'rajin' belajar untuk melatih kepintaranmu itu. Maka bagi penulis, rajin adalah satu-satunya cara untukmu menjadi seseorang yang pintar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H