Mohon tunggu...
Skila slimatu anisa
Skila slimatu anisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa universitas Muhammadiyah Mataram

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel 10 Peran Lingkungan Dan Buadaya Dalam Perkembangan Sosial Emosional

19 Januari 2025   07:56 Diperbarui: 19 Januari 2025   07:56 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu! Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial-emosional anak.
1. Lingkungan Keluarga
- Komunikasi Cara orang tua berkomunikasi dengan anak sangat berpengaruh. Dialog terbuka membantu anak merasa didengar dan dihargai, yang mendukung pengembangan keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri.
- Contoh Perilaku Anak-anak belajar melalui observasi. Jika orang tua menunjukkan empati, kasih sayang, dan keterampilan sosial yang baik, anak cenderung meniru perilaku tersebut.
- engaturan Emosional Orang tua yang dapat mengelola emosi mereka sendiri cenderung membantu anak mengembangkan keterampilan pengaturan emosi. Ini mencakup mengajarkan cara mengenali, memahami, dan mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat.

 2. Lingkungan Sekolah
- Keterlibatan Orang Tua  Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, seperti menghadiri pertemuan sekolah dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler, berkontribusi pada kesejahteraan sosial-emosional anak.
- Lingkungan Inklusif Sekolah yang menghargai keragaman dan mendorong inklusivitas membantu anak belajar menghargai perbedaan dan membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya.
- Program Sosial-Emosional  Banyak sekolah kini mengimplementasikan program yang fokus pada pengembangan kecerdasan emosional, seperti mengajarkan keterampilan komunikasi, pengelolaan stres, dan resolusi konflik.

3. Budaya
-

Variasi dalam Ekspresi Emosi Berbagai budaya memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan dan mengelola emosi. Misalnya, beberapa budaya mungkin lebih terbuka terhadap ekspresi emosional, sedangkan yang lain mungkin mendorong ketahanan dan pengendalian diri.
-Peran Gender Budaya juga mempengaruhi harapan mengenai peran gender yang dapat berdampak pada perkembangan sosial-emosional. Contohnya, budaya tertentu mungkin mengajarkan anak laki-laki untuk tidak menunjukkan emosi, yang bisa menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan emosional yang sehat.
- Cerita dan Mitologi  Cerita rakyat dan mitologi dalam suatu budaya sering kali mengandung nilai-nilai moral yang membentuk cara anak memahami dunia dan peran mereka di dalamnya. Ini dapat membantu perkembangan identitas dan moralitas.

 4. Pengaruh Sosial
- Dukungan Teman Sebaya Teman sebaya berfungsi sebagai sumber dukungan emosional dan dapat membantu anak membangun keterampilan sosial yang penting, seperti berbagi, berkolaborasi, dan menyelesaikan konflik.

- Pengaruh Negatif Tekanan dari teman sebaya juga dapat memiliki dampak negatif, seperti bullying atau perilaku berisiko. Lingkungan yang mendukung dan aman dapat membantu anak mengatasi pengaruh negatif ini.
- Media Sosial  Di era digital, interaksi melalui media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan anak. Meskipun bisa menjadi alat untuk membangun koneksi, media sosial juga bisa menyebabkan perbandingan sosial yang negatif dan masalah kesehatan mental.

5. Krisis dan Tantangan

- Perkembangan Resiliensi Lingkungan yang positif dan dukungan yang kuat dapat membantu anak mengembangkan resiliensi, yaitu kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan. Pengalaman mengatasi tantangan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan kepercayaan diri.
- Dampak Lingkungan Berisiko Lingkungan yang penuh dengan stres, seperti kemiskinan, kekerasan, atau ketidakstabilan, dapat menghambat perkembangan sosial-emosional. Anak yang tumbuh dalam kondisi ini mungkin menghadapi kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat.

 6. Peran Komunitas
- Lingkungan Sosial komunitas yang mendukung, seperti kelompok bermain, klub, atau organisasi pemuda, memberikan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dan belajar keterampilan sosial di luar keluarga dan sekolah.

- Akses ke Sumber Daya  Komunitas yang kaya akan sumber daya, seperti program seni, olahraga, dan layanan kesehatan mental, dapat mendukung perkembangan sosial-emosional anak secara keseluruhan.

 Kesimpulan
Perkembangan sosial-emosional anak adalah hasil dari interaksi kompleks antara lingkungan, budaya, dan pengalaman pribadi. Menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung, serta menghargai keragaman budaya, sangat penting untuk membantu anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial. Dengan pendekatan yang holistik, kita dapat membantu anak mengembangkan keterampilan yang mereka perlukan untuk berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun