Dalton sampai di luar halaman sekolah. Dengan kakinya, ia berusaha untuk segera memasuki gedung asrama. Hujan tiba - tiba turun begitu deras, membuat langkah Dalton melambat. Bulu kuduknya masih berdiri dan ia sangat ketakutan.
“Tolong, tolong aku hanya ingin membacakan cerita pada kakakku, tolong,”
Langkah Dalton terhenti ketika ia mendengar seseorang memohon dari balik gerbang sekolah, seorang pria tua berumur sekitar lima puluh tahun menangis, memohon - mohon pada penjaga untuk diizinkan masuk. Dalton memperhatikan buku yang digenggam pria tersebut basah dan buku itu berjudul The Little Prince.
Rasa penasaran Dalton mengantarkannya ke depan gerbang sekolah. Lelaki itu kebasahan tapi tetap memaksa ingin masuk, sementara dua penjaga berusaha untuk memulangkannya segera.
“Tolong, kakakku harus tenang,” Katanya lagi.
“Margareth sudah mati, ia sudah tenang berpuluh - puluh tahun yang lalu,” Kata sang penjaga.
“Belum, dia belum pergi,” Jawab Pria itu.
Dalton masih memperhatikan sampai salah satu penjaga memergokinya dan menyuruh Dalton segera kembali ke asrama.
Dalton dan Pria itu bertatapan beberapa detik sebelum Dalton kembali ke asrama.
***
Sesampainya di Asrama. Dalton tidak menceritakan tentang apa yang terjadi pada Miguel. Sahabatnya itu marah dan dia tidak membagi makanannya pada Dalton sebagai tanda unjuk rasa.