“Jangan! Ada hantu di perpustakaan!”
Tebak, apakah Dalton peduli? Tentu saja tidak.
Ia mengurung Miguel di dalam kamar dan segera pergi ke perpustakaan walaupun pukul sudah setengah tujuh malam. Ia belum sempat menyentuh buku - buku klasik tersebut karena fokus mengerjakan tugas kelompok bahasa inggris bersama yang lain.
Dalton membuka pintu perpustakaan dan ia merasakan bulu kuduknya merinding. Mungkin ia terkena sugesti dari Miguel yang selalu mengatakan bahwa ada hantu di perpustakaan.
Tanpa pikir panjang, ia melangkahkan kedua kakinya menuju rak buku klasik, namun tiba - tiba sebuah buku terjatuh dari rak. Cepat - cepat Dalton menoleh ke arah sumber suara.
Buku yang terjatuh berjudul Little Prince karya Antoine de Saint-Exupéry. Dalton segera mengambil bukunya. Dulu, ayah pernah membacakan buku itu dan Dalton berpikir bahwa tuhan menyuruhnya untuk membaca buku semasa kecilnya tersebut kembali.
“Tolong bacakan untukku!”
Dalton menoleh ke belakang, seseorang berbisik lirih di telinga, namun Dalton tidak melihat siapa pun. yang ia lihat hanya setumpuk buku yang memanjang dari satu rak - ke rak lain.
“Halo?” Kata Dalton. Suaranya menggema ke seluruh penjuru perpustakaan. Ia melangkahkan kakinya maju, perlahan menuju pintu keluar karena rasa tidak nyaman seketika muncul.
“Kau akan pergi juga?” Sosok perempuan dengan rambut terurai panjang menghadang Dalton. Perempuan itu sangat pucat dan kakinya tidak tampak ke lantai. Ia mengenakan seragam sekolah sama seperti yang Dalton pakai. Ia menangis.
“Ha….. Hantu!!!!!” Dalton mendorong pintu seketika bayangan perempuan itu menghilang, ia segera berlari ke tempat yang lebih ramai, kemanapun, asal bukan perpustakaan.