Mohon tunggu...
Nabila
Nabila Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance writer

Writing is the cathartic escape that untangles the web of thoughts and emotions, freeing the mind from the thorns of confusion and anxiety.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Plastik dan Dampaknya Terhadap Dunia

4 Agustus 2023   14:07 Diperbarui: 4 Agustus 2023   14:13 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Milik: Paus Biru | Dilukis dengan Ibis Paint X

Permasalahan tentang plastik masih menjadi bahan perbincangan yang menarik di zaman yang kian maju ini. Penggunaan plastik sebagai wadah dalam berbagai hal, nyatanya memiliki dampak yang amat besar dan jangka panjang untuk kesehatan bumi. Meningkatnya penggunaan plastik dapat berdampak signifikan pada bumi. 

Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah, saluran air, dan lautan, di mana plastikplastik itu kemudian menimbulkan ancaman bagi satwa liar dan ekosistem yang ada. Polusi plastik dapat membahayakan hewan yang salah mengira itu sebagai makanan, atau terjerat di dalamnya, yang dapat menyebabkan cedera, penyakit, atau yang terburuk adalah kematian. 

Selain itu, produksi plastik itu sendiri mempunyai dampak terhadap lingkungan, karena membutuhkan ekstraksi bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca. Produksi plastik juga merupakan kontributor utama menipisnya sumber daya alam, seperti air dan minyak bumi. Penumpukan sampah plastik juga dapat berdampak kepada ekonomi, seperti penurunan nilai properti di dekat TPA (Tempat Pembuangan Akhir), biaya untuk pembersihan dan pengelolaan sampah, serta dampak negatif terhadap industri pariwisata dan rekreasi. 

Melalui publikasi Colette Wabnitz & Wallace J. Nichols dengan judul Plastic Pollution: An Ocean Emergency, memberikan gambaran komprehensif tentang dampak polusi plastik pada lautan dunia dan efek negatif terkaitnya terhadap satwa liar laut, kesehatan manusia, dan bahkan lingkungan global. Sementara dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Sains dengan judul Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean, memperkirakan bahwa delapan juta metrik ton sampah plastik memasuki lautan dunia setiap tahun, dengan konsekuensi signifikan bagi ekosistem laut dan kesehatan manusia. 

Sebagai seorang lulusan Ilmu Hubungan Internasional yang tugas akhirnya menggarap tentang satwa liar, saya juga turut belajar bagaimana plastik dapat membahayakan satwa liar di luar sana. Salah satu contohnya adalah penyu, yang sering kali menjadi korban atas sampah/polusi plastik yang merajalela di hamparan laut. Penyu, bersama dengan hewan laut lainnya, acapkali salah mengira sampah plastik sebagai makanan, terutama kantong plastik dan pecahan mengambang yang menyerupai ubur-ubur atau mangsa lainnya. Mereka dapat menelan plastik, yang dapat menyebabkan penyumbatan dalam sistem pencernaan mereka, yang menyebabkan kelaparan, cedera internal, dan paling buruk adalah kematian. 

Selain itu, sampah plastik juga dapat menjerat penyu dan menyebabkan cedera yang bisa berakibat fatal. Dampak pencemaran plastik pada penyu dan hewan laut lainnya menjadi perhatian serius dan menyoroti perlunya upaya mengurangi sampah plastik dan mencegahnya masuk ke laut. Indonesia menjadi salah satu negara yang berkontribusi signifikan terhadap masalah polusi plastik global. 

Menurut World Economic Forum, Indonesia adalah penyumbang polusi plastik laut terbesar kedua setelah China, terhitung hingga 10% dari sampah plastik global yang masuk ke lautan. Masalah polusi plastik di Indonesia didorong oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah dan meluasnya penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari. Sampah plastik sering dibuang secara tidak benar dan berakhir di saluran air dan laut, menyebabkan kerusakan pada kehidupan laut dan ekosistem. 

Namun, penting juga untuk dicatat bahwa polusi plastik ini adalah masalah global, dan banyak negara, termasuk negara maju, yang turut berkontribusi pada masalah tersebut. Untuk mengatasi masalah polusi plastik membutuhkan upaya kolektif dari semua negara dan pemangku kepentingan untuk mengurangi konsumsi plastik, meningkatkan pengelolaan sampah, dan mengembangkan alternatif berkelanjutan untuk plastik yang sifatnya sekali pakai. 

Saat ini, ada banyak cara untuk mengurangi polusi sampah plastik yang semakin menggunung dan tidak terkendali. Beberapa di antaranya adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan dan kantung plastik dan beberapa peralatan lain yang menjadi penyumbang terbesar polusi plastik. Mulailah mengganti penggunaan barang-barang tersebut dengan barang yang memiliki sifat mampu digunakan kembali seperti sedotan logam, tas kain, dan kantung sampah yang mudah terurai seperti kantung sampah biodegradable. Kemudian, daur ulang sampah plastik dengan benar: Pastikan kita mendaur ulang sampah plastik sesuai dengan pedoman daur ulang yang ada. Bilas wadah apa pun sebelum menempatkannya di tempat sampah daur ulang dan juga hindari meletakkan plastik yang tidak dapat didaur ulang di tempat sampah.

Mari jaga Bumi agar tetap nyaman untuk ditempati! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun