FOMO, “fear of missing out,” takut ketinggalan zaman. Sebagai contoh, belakangan ini trend penggunaan ponsel merek tertentu yang dipercaya dapat menambah nilai prestise seseorang jika menggunakannya. Hal tersebut dipercaya dapat meningkatkan status sosialnya. Tidak salah jika penggunaan merek ponsel tersebut memang untuk mendukung kinerja dan bukan sekadar ikut-ikutan tren. Dana yang dikeluarkan pun memang sudah dipersiapkan dan bukan merupakan pembelian yang impulsif. Melakukan perencanaan keuangan yang matang dapat terhindar dari kondisi besar pasak daripada tiang. Hidup boros justru akan menambah tekanan hidup bukan meningkatkan taraf hidup. Jangan sampai terjebak pada gaya hidup elit tetapi ekonomi sulit. Untuk itu diperlukan suatu konsep perencanaan yang baik melalui Frugal Living.
Tentu kalian pernah mendengar peribahasa “Besar Pasak Daripada Tiang.” Ya, besar pasak daripada tiang memiliki arti pengeluaran lebih besar daripada pemasukannya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Banyak faktor yang menyebabkan pengeluaran lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh. Salah satunya yaitu gaya hidup konsumtif.Konsep Frugal Living diartikan sebagai gaya hidup hemat, pengelolaan keuangan yang cermat, bijak, sederhana dan diartikan sebagai perilaku yang bersahaja, tidak berlebih-lebihan. Dalam agama Islam, tindakan berlebih-lebihan itu dilarang seperti yang tertulis dalam QS. At-Takasur (Bermegah-megahan). Pada ayat 1 tertulis bahwa: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” Sedangkan pada ayat 8 tertulis yaitu: “Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).” Dalam tafsir yang dirilis oleh Kemenag RI, Allah memperingatkan bahwa bermegah-megahan itu tidak pantas dikerjakan karena akibatnya buruk serta menimbulkan kekacauan dan permusuhan. Sebaliknya Allah menganjurkan agar diciptakan kerukunan hidup, bantu-membantu dalam menegakkan kebenaran dan tolong-menolong dalam kebajikan dan dalam melestarikan hidup bermasyarakat, dengan membina akhlak yang luhur serta budi pekerti yang baik. (https://kemenag.go.id/nasional/at-takatsur-3-8-bermegah-megahan-dan-balasan-neraka-jahim-jnwg0f).
Jangan sampai gaya hidup yang melebihi kapasitas kemampuan membawa pada perilaku yang jauh dari nilai-nilai integritas (jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras) dan akan menyebabkan seseorang terjerumus pada perbuatan melawan hukum yang bertentangan dengan Undang-Undang no. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang no. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Perbuatan yang menimbulkan kerugian keuangan negara, suap menyuap, benturan kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi merupakan bentuk korupsi yang kerap dilakukan oleh pelaku koruptor untuk memuaskan hawa nafsunya. Salah satu teori korupsi yaitu Gone Theory yang dikemukakan oleh Jack Bologne. Gone Theory menyebutkan bahwa faktor penyebab korupsi adalah keserakahan (greed), kesempatan (opportunity), kebutuhan (needs), dan pengungkapan (expose). Keserakahan berpotensi dimiliki oleh setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Untuk itu pentingnya menjalankan konsep Frugal Living supaya terhindar dari sifat serakah. Godaan untuk membeli barang mewah dan hidup mewah yang tidak sesuai dengan batas kemampuan diri agar diterima oleh kelompok sosial tertentu atau supaya dipandang memiliki status sosial ekonomi mapan adalah perilaku yang keliru. Memaksakan diluar batas kemampuannya.
Lalu bagaimana supaya hidup tenteram dengan menerapkan konsep Frugal Living? Frugal Living sangat mudah diterapkan, yang terpenting adalah konsisten dalam menjalankannya, kendalikan diri untuk tidak melakukan pembelian yang tidak berguna sampai memaksakan dengan berhutang, susun dan alokasikan keuangan dengan cermat serta bijak. Terapkan pola hidup sehat supaya tidak gampang sakit, karena biaya untuk berobat itu mahal. Sebisa mungkin hindari hutang, apalagi hutang yang bersifat konsumtif demi memanjakan mata. Jika dimungkinkan anda dapat beralih menggunakan transportasi publik untuk menghemat biaya konsumsi bahan bakar. Dengan menerapkan Frugal Living banyak manfaat yang didapat diantaranya menjadi pribadi yang sederhana tidak mementingkan kemewahan dan menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas rizki yang diperoleh sesuai dengan haknya, bertanggung jawab dengan tidak membeli barang-barang yang tidak sesuai kebutuhan serta kemampuan, self reward itu perlu namun sesuai dengan kapasitasnya, disiplin dan tidak boros dalam membelanjakan uang, serta hidup lebih hemat terukur untuk tujuan yang lebih besar dan bermanfaat di masa depan.
Yuk dimulai dari sekarang Frugal Living.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H