Mohon tunggu...
Sukoco Hendarto
Sukoco Hendarto Mohon Tunggu... Penulis - ASN Kemenkumham RI

ASN Kemenkumham RI, PAKSI, RUKI, Magister Ilmu Politik Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menanti Kemenangan Biden

6 November 2020   17:52 Diperbarui: 6 November 2020   21:08 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Joseph Robinette Biden Jr. adalah seorang politikus Amerika Serikat yang menjabat sebagai wakil presiden ke-47 Amerika Serikat dalam pemerintahan Obama dari tahun 2009 hingga tahun 2017. Anggota dari Parta Demokrat, ia menjabat sebagai Senator Amerika Serikat untuk Delaware dari tahun 1973 hingga tahun 2009. Ia adalah calon presiden 2020 yang diusung oleh Partai Demokrat untuk bertarung melawan incumbent, Donald Trump.

Biden lahir pada tanggal 20 November 1942, di Rumah Sakit St. Mary Scranton, Pennsylvania dari pasangan Catherine Eugenia "Jean" Biden (Née Finnegan) (1917–2010) dan Joseph Robinette Biden Sr. (1915–2002). Dibesarkan di Scranton, Pennsylvania, dan New Castle Country, Delaware, Biden belajar di University of Delaware sebelum mendapatkan gelar sarjana hukum dari Syracuse University pada tahun 1968. Ia terpilih sebagai Penasihat New Castle County pada tahun 1970, dan menjadi senator termuda keenam di Sejarah Amerika ketika dia terpilih menjadi Senat AS dari Delaware pada tahun 1972.

Biden adalah anggota lama Komite Hubungan Luar Negeri Senat, dan akhirnya ketuanya. Dia menentang Perang Teluk pada tahun 1991, tetapi mendukung perluasan aliansi NATO ke Eropa Timur dan intervensinya dalam Perang Yugoslavia tahun 1990-an. Dia mendukung resolusi yang mengesahkan Perang Irak pada 2002, tetapi menentang gelombang pasukan AS pada 2007. 

Dia juga memimpin Komite Kehakiman Senat dari 1987 hingga 1995, menangani masalah kebijakan narkoba, pencegahan kejahatan, dan kebebasan sipil; dia memimpin upaya untuk mengesahkan Undang-Undang Pengendalian Kejahatan dan Penegakan Hukum dengan Kekerasan dan Undang-Undang Kekerasan Terhadap Wanita, dan mengawasi enam sidang konfirmasi Mahkamah Agung AS, termasuk persidangan kontroversial untuk Robert Bork dan Clarence Thomas.

Karir politik Biden patut diperhitungkan, dan pada April 2019, Biden mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan presiden 2020, dan dia mencapai ambang batas delegasi yang diperlukan untuk mengamankan pencalonan Partai Demokrat pada Juni 2020. Pada tanggal 11 Agustus, ia mengumumkan Senator AS Kamala Harris dari California sebagai pasangannya.

Dalam sistem pemilihan Presiden di Amerika Serikat, pemenang Pilpres tidak ditentukan oleh suara rakyat terbanyak peserta pemilih melainkan ditentukan oleh Electoral College (Dewan Elektoral). Terdapat 538 total jumlah electors, jumlah electors di setiap negara bagian berbeda-beda tergantung banyaknya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduknya, maka electorsnya semakin banyak juga. Untuk menduduki gedung putih, calon Presiden dalam Pilpres Amerika Serikat, setidaknya membutuhkan 270 suara elektoral untuk memenangkannya.    

Dalam upaya melawan Trump, ada beberapa janji kampanye Biden yang dikutip dari berbagai sumber yaitu meminta pertanggung jawaban perusahaan pembuat senjata, tindak lanjuti biaya perawatan kesehatan yang terjangkau, perlindungan hak untuk melakukan aborsi, memastikan Amerika Serikat mencapai energi bersih 100 persen dan tak ada emisi pada tahun 2050, Vaksin Covid-19 gratis bagi warga Amerika Serikat, Menjalin hubungan baik dengan Cina, Menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan tinggi, menaikkan upah minimum federal $ 7,25/jam menjadi $15/jam.

Pada saat artikel ini dibuat, perolehan suara Biden sudah melampaui Donal Trump yakni 264 suara untuk Biden dan 214 suara untuk Donald Trump. Akankah Biden mampu keluar sebagai Presiden Amerika Serikat pada pilpres kali ini. Kemudian apa dampaknya jika Biden memenangi Pilpres ini.

Gagasan hubungan luar negeri yang dibawa oleh Biden akan berdampak baik pada hubungan multilateral negara-negara dunia tak terkecuali terhadap Indonesia. Biden lebih mengedepankan terbukanya peluang kerjasama atau probilateral. Hal itu dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk memiliki peran penting selaku negara terbesar di kawasan ASEAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun