Mohon tunggu...
Skalit Fie
Skalit Fie Mohon Tunggu... lainnya -

senja dan pelangi, keduanya unsur indah yang kunikmati saat sosokmu tak tertangkap retina mataku, sedangkan doa adalah caraku merengkuhmu..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Jangan Berhenti Mencintaiku" (Part I)

2 Mei 2013   22:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:13 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku merindukanmu Nay, aku sangat merindukanmu".

Suara Dion lembut berbisik ditelinga Nayla, wanita cantik yang selama tujuh tahun hidup bersamanya mengarungi bahtera rumah tangga. Melalui proses perjodohan yang dilakukan orang tua mereka, Dion dan Nayla hanya menjalani proses perkenalan selama sebulan dan melangsungkan pernikahan setelahnya. Hanya karena sangat mencintai orang tua mereka masing-masing, Dion dan Nayla setuju untuk dipersatukan menjadi sepasang suami istri dengan tujuan menyenangkan hati orang tua masing-masing.

Selama tujuh tahun menikah Dion dan Nayla masih merasa seperti orang asing, Nayla menjalankan kewajibannya menjadi seorang istri yang baik untuk Dion. Nayla mencoba belajar mengasihi suaminya itu dengan tulus dan menjaga kesucian janji yang telah di ikrarkan dihadapan Tuhan dan seluruh jemaat yang turut mendoakan keluarga mereka. Nayla selalu setia dan menghormati Dion sebagai kepala keluarga, segala kebutuhan dan keperluan Dion disediakannya dengan baik, semua perintah Dion dipatuhi Nayla dengan penuh tulus hati. Berbeda hal dengan Nayla, Dion tak pernah benar-benar mencoba tulus belajar mengasihi Nayla, meski kebutuhan materi keluarga mereka dipenuhi Dion dengan berkecukupan, Dion tak pernah berperan lebih sebagai seorang suami. Dion hanya menganggap Nayla tak lebih dari seorang pelayannya dirumah. Apapun yang diminta Dion, Nayla harus dengan segera mengabulkannya.

***

"Nayla, maafkan aku, maaf atas pengabaianku selama ini terhadapmu, aku salah, aku mengingkari janji yang kita ikrarkan dihadapan Tuhan, aku menyesal tidak dapat berpegang teguh pada komitmen kita, maafkan aku sayang, ku mohon  ijinkan aku memperbaiki hubungan kita, berikan aku kesempatan untuk mejadi pemimpin yang baik dalam keluarga kita,  meski itu adalah kesempatan yang terakhir aku janji untuk terus mencintaimu dan menunjukkannya setiap hari. Aku hanya ingin tetap hidup bersama denganmu, dalam keadaan suka dan duka. Aku janji sayang, aku akan tetap setia kepadamu dalam keadaan apapun".

Tangis Dion merebak, ada hujan yang menderas dipelupuk matanya. Tangan Dion mengusap lembut helai rambut Nayla, bertubi-tubi Dion hujani kening Nayla dengan kecupan-kecupan mesra, sementara Nayla tetap diam dan tak merespon sedikitpun.

"Maaf, Pak Dion. Sudah waktunya untuk Bu Nayla menjalani pemeriksaan rutin." Suara Dokter di depan pintu mengejutkan Dion. Dion tak menjawab, dia segera menghapus air mata yang  membasahi pipinya. Dokter pun hanya tersenyum melihat Dion yang berlalu ke luar setelah beberapa suster masuk membawa peralatan untuk pemeriksaan rutin.

Sudah hampir sebulan Nayla tak sadarkan diri dirumah sakit. Dua kali keguguran yang dialami Nayla membuatnya depresi berat hingga tak sadarkan diri. Bukan hanya karena kehilangan cabang bayinya, tetapi perasaannya yang hancur saat memberitahu Dion bahwa dia hamil dan telah mengandung lima bulan tanpa sadar. Dion tak pernah setuju memiliki anak dari hubungan mereka. Dion menolak keras saat kehamilan pertama Nayla dan memintanya untuk menggugurkannya. Tak banyak hal yang dapat dilakukan Nayla, selain menuruti permintaan Dion karena diancam akan diceraikan pada saat ayah Nayla sedang sekarat dirumah sakit akibat serangan jantung.

Kehamilannya yang kedua kali ini tak diketahui Nayla hingga usia kandungan telah  mencapai lima bulan. Awalnya Nayla takut untuk memberitahukannya pada Dion, karena tahu Dion tak akan pernah setuju kehadiran anak-anak dalam kehidupan rumah tangga mereka. Dion tak pernah ingin memiliki anak dari perempuan yang tidak dicintainya.Bagi Dion pernikahannya akan segera berakhir jika ayah Nayla sudah meninggal.

Tepat sesuai dugaan Nayla, Dion marah besar saat mengetahui Nayla telah mengandung lima bulan. Seketika perasaan Nayla hancur saat Dion mengutarakan bahwa anak yang dikandungnya adalah hasil perselingkuhan Nayla dengan pria lain tanpa sepengetahuannya. Seperti di hantam benda keras bertubi-tubi, hati Nayla remuk dan hancur. Nayla pergi mengendarai mobilnya melaju cepat tanpa arah dan tujuan. Tak sadar sebuah truk besar yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi menunggunya dipersimpangan jalan. Berusaha menghindari truk didepannya, mobil Nayla melaju menghantam pohon besar. Sudah hampir sebulan kecelakaan itu terjadi, namun Nayla masih tak sadarkan diri setelah beberapa jam pasca kecelakaan Nayla terkejut perutnya tak lagi besar dan anak yang dikandungnya tak lagi bernyawa.

Tak banyak hal yang dapat dilakukan Dion setelah mendengar kabar kecelakaan Nayla. Awalnya dia merasa senang karena akan terbebas dari istrinya itu. Namun ada yang aneh saat melihat Nayla bermandikan darah dirumah sakit, terlebih saat Dokter meminta keputusan Dion untuk menggugurkan bayi dalam kandungan Nayla atas alasan keselamatan sang ibu. Dion disana, diruang yang sama saat para dokter mengoperasi Nayla, sebagai suami yang baik dimata keluarga besarnya, Dion bersedia menemani Nayla yang tidak sadarkan diri saat masa operasi. Tiba-tiba Dion merasa sangat kasihan saat Nayla berjuang meneruskan hidupnya sementara Dion jugalah yang membunuh separuh jiwa Nayla. Saat cabang bayi dikeluaran dari perut Nayla, ada perasaan aneh yang hadir dalam diri Dion, seperti merasakan sebelah sayapnya yang patah, rasa kehilangan yang begitu mendalam saat dokter memberikan cabang bayi itu untuk dipeluk terakhir kalinya oleh Dion, ia merasa menyakiti tubuhnya sendiri. Bayi laki-laki yang sudah tak bernyawa, bayi yang sangat diperjuangan Nayla sebelum terjadinya kecelakaan dan bayi yang tak ingin Dion akui, meski ia yakini dan percaya adalah darah dagingnya, kini hanyalah seonggok daging tak bernyawa dalam pangkuan Dion.

Sebulan sudah bayi itu dikuburkan, dan Nayla masih tetap setia dalam tidurnya. Hari-hari yang Dion lalui tanpa Nayla terasa sangat hampa, tak ada lagi kehangatan yang Dion rasakan dalam kehidupannya. Dion baru tersadar betapa berpengaruhnya kehadiran Nayla dalam hidupnya. Meski kebutuhannya disediakan pembantu rumah tangga yang bekerja di rumahnya, Dion merasa ada perbedaan yang sangat mengusik hidupnya tanpa kehadiran seorang Nayla. Ada kerinduan yang hadir dalam hati Dion, kerinduan akan sosok Nayla yang sangat mendalam. Dion mencoba menghadirkan sosok Nayla melalui barang-barang yang selalu beserta Nayla. Dion menemukan buku harian Nayla yang selama ini selalu Nayla sembunyikan saat Dion melihatnya. Awalnya Dion tak peduli dengan buku itu, sampai akhirnya peristiwa kecelakaan itu terjadi dan Nayla masih tak sadarkan diri, rasa penasaran Dion yang sangat kuat merasuk mencoba mengetahui isi buku itu.

Ada hujan yang begitu menderas dari pelupuk mata Dion saat membaca kata demi kata dalam lembar per lembar halaman buku harian Nayla. Ketulusan cinta kasih yang begitu dahsyat yang dimiliki Nayla dan hanya bisa diutarakan dalam permainan kata yang begitu memukau namun melambangkan lirih hati akan kepedihan yang selama ini Nayla dapatkan dalam 7 tahun kehidupannya bersama Dion. Dalam buku harian itu, Dion menemukan jawaban atas perasaannya sejak sebulan lalu, namanya cinta, dan semoga Dion tak terlambat untuk cinta Nayla yang selama ini dia abaikan.

****

Tuhanku terkasih, terimakasih telah menganugerahkanku suami yang tampan dan baik hati, aku percaya suamiku adalah pria yang bijaksana dan setia, meski terkadang dia membuat remuk hatiku karena terlalu baik terhadap wanita-wanita lain yang tidak ku kenal. Aku cemburu Tuhan, sangat cumburu, tapi aku percaya suamiku akan tetap setia dan memegang teguh janji yang telah kami ikrarkan dihadapanMu dan semua orang dihari pernikahan kami. Aku mencintainya Tuhan, entah sejak kapan, dan semoga tidak ada kata sampai kapan sebab aku ingin terus mencintainya.

****

Tuhan, aku HAMILLLL,,,!!!! :D Puji syukur yang begitu mendalam ku panjatkan kepadaMu. Saat Engkau memberikanku cobaan kesabaran melalui kesehatan papa yang sedang menurun, Engkau memberikanku hadiah dengan menghadirkan seorang keluarga baru melalui rahimku. Aku akan bersukacita jika Engkau memperkenankanku dan suamiku untuk merawatnya. Semoga suamiku bahagia mendengar kabar sukacita ini dan bersikap lebih baik terhadapku.

****

Aku mencintaimu anakku, tapi aku juga mencintai ayahmu, aku harus mematuhi perintah ayahmu. Aku tahu aku berdosa karena telah memutus jalanmu untuk hidup didunia. Aku mencintaimu, namun aku tak punya pilihan. Maafkan ibu sayang, kamu berhak menghukum ibu karena telah menggugurkanmu, tapi jangan benci ayahmu nak, dia hanya belum siap menerima kenyataan ini. Suatu saat nanti, jika Tuhan berkenan, keluarga kita pasti akan dipersatukan. Aku mencintaimu anakku, dan aku pun mencintai ayahmu.

Seketika air muka Dion berubah menjadi kebencian, kebencian yang sangat mendalam pada dirinya sendiri yang terlambat menyadari betapa tulusnya cinta Nayla meski mereka hanya dipersatukan melalui perjodohan singkat, dan yang lebih menusuk hatinya sehingga jijik dengan dirinya sendiri saat Dion tidak dapat menjadi ayah yang baik. Anak yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan yang dinantikan setiap pasangan justru dia perintahkan kepada istrinya untuk tidak dilahirkan ke dunia. Dion memukul dirinya sendiri dengan seluruh kekuatannya agar merasakan sakit yang selama ini di terima Nayla atas perlakuannya, namun atas segala upaya Dion menyakiti dirinya sendiri tak akan pernah setara dengan tekanan batin yang diterima Nayla selama tujuh tahun hidup bersamanya.

Lembar demi lembar halaman buku itu Dion baca dengan seksama, gerimis masih setia mengalir dari pelupuk matanya, bahkan beberapa kali gerimis itu berubah menjadi hujan yang menderas. Setiap helai lembar yang telah dibacanya membuat Dion semakin merasa malu dan jijik terhadap dirinya sendiri karena telah bersikap kasar kepada Nayla selama ini.

****

Suamiku, dimana kamu saat ini? Aku menunggu kepulanganmu. Lima jam sudah jam kerjamu berakhir, tapi kenapa aku masih tak menemukan sosokmu didepan pintu? Hari ini aku masak makanan kesukaanmu, sayur lodeh dan ikan bakar saus tiram. Tadi pagi aku kerumah orangtuamu untuk meminta mama mengajarkanku membuat masakan kesukaanmu, ya meski memang tak seenak buatan mamamu, tapi aku mau terus belajar agar kamu bisa menikmati masakanku sama seperti dengan buatan mamamu. Cepat pulang ya suamiku, aku masih disini menunggu hadirmu.

****

Hari ini suamiku ulang tahun usia ke 28. Tuhanku terkasih, berkati suamiku dalam setiap hal yang dia kerjakan. Rangkul suamiku dalam pelukanMu agar dia tidak pernah tersesat dalam dunia. Berikan kesehatan serta kebahagiaan kepada suamiku. Tuhan, jika memang Tuhan berkenan, bolehkan aku meminta kepadaMu untuk menorehkan cinta kasih dalam keluarga kami? Ijinkan aku untuk terus menjadi istri yang baik bagi suamiku. Tuhan, meski pagi ini dia masih bersikap dingin terhadapku, aku percaya suatu saat nanti Tuhan akan mengijinkan kami untuk menjalin cinta suci sepasang suami istri. Oh iya, mungkin karena masakanku tadi tidak terlalu enak, makanya dia bersikap dingin terhadapku. Bodohnya aku, harusnya aku bisa memberikan kado yang terbaik untuk suamiku. maafkan aku suamiku. Aku mencintaimu. Selamat ulang tahun sayangku, walau aku tak bisa mengucapkannya langsung dan tidak bisa mencium serta memberikan pelukan ulang tahun kepadamu, aku akan tetap mendoakanmu.

****

“Bodoh!! Betapa bodohnya aku selama ini telah menyia-nyiakanmu sayang. Maafkan aku Nay, maafkan aku. “ Tangis Dion semakin menjadi, sudah 3 hari ini Dion tak keluar dari kamar, sepanjang waktu dia habiskan untuk menyelesaikan lembar demi lembar buku Nayla. Meski bi Inah selalu mengantarkan makanan untuk Dion, makanan itu tetap tidak disentuhnya sama sekali. Buku itu telah selesai dibacanya, kini Dion mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Tak butuh waktu lama, Dion segera membersihkan dirinya yang tampak lusuh untuk segera bergegas kerumah sakit.

****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun