Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ritual-Formalitas, Semoga Terpilih Pemimpin Amanah

27 November 2024   10:45 Diperbarui: 27 November 2024   11:25 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memilih pemimpin/kegiatan/wadah/tempat/rumah, dll demi kepentingan dan kuntungan pribadi, serta sikap egois dan individualis, dengan meninggalkan "rumah" yang telah "membesarkannya", hanya dilakukan oleh manusia yang miskin pikiran dan hati.

(Supartono JW.27112024)

Hajatan demokrasi, bernama Pilkada yang serentak digelar di 30 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota, dengan total 545 daerah pada Rabu 27 November 2024, adalah VITAL untuk  menentukan kepemimpinan di tingkat lokal, yang berorientasi pada pelayanan publik, pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat.

Pertanyaannya, hal vital ini, apa dilakukan dengan proses yang benar dan baik? Bila jawabannya, ya. Maka, akan mendatangkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat di negeri ini. Maslahat adalah kepentingan, manfaat, atau kebaikan yang dapat mendatangkan keselamatan, hingga hal-hal yang "halal".

Bila jawabannya, tidak. Kemudaratanlah yang akan terus menimpa setiap daerah hingga bangsa dan negara ini. Mudarat adalah sesuatu yang merugikan, tidak menguntungkan, gagal, tidak berhasil, dan tidak berguna, hingga hal-hal yang "haram".

Kira-kira, selama ini, jawaban mana yang faktanya terjadi?

Ritual, formalitas

Hajatan demokrasi di +62, kini memang dianggap berbagai pihak sebagai sekadar ritual dan tradisi. Sesudahnya selalu menyisakan masalah dan benang kusut. Selalu ada yang terpilih, tetapi dalam prosesnya sulit terhindar dari praktik curang yang terstruktur, tersistem, dan masif (TSM).

Siapa pemilik skenario, sutradara, produser (pemodal), tim produksi tim pemenangan), hingga aktor yang dijagokan akan menang? Sangat mudah "dibaca".

Siapa yang diskenario dapat jadi lumbung suara kemenangan. Dengan "apa" lumbung suara itu "di arahkan?", ini pun sangat mudah "dibaca".

Semua sangat lekat dengan praktik-praktik KKN, dinasti, dan oligarki, tetapi yang dijadikan modal, anggarannya pun dari uang siapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun