Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setop Menjadikan Anak, Korban Mimpi Orang Tua & Pembina, dalam Hal Sepak Bola!

4 November 2024   22:47 Diperbarui: 4 November 2024   23:55 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah, jangankan timnas U-17 dan U-20, meski kini bertabur pemain yang dibina di luar negeri, beberapa pemain yang di bina di luar negeri pun ikutan seperti pemain binaan lokal Indonesia, kurang kompeten dalam soft skill dan hard skill.

Hayo para orang tua, pembina, pelatih, di sepak bola akar rumput, sudah paham tentang hard skill dan soft skill anak-anak yang dibina belum? Mau digiring ke mana mereka? Menjadi pemain sepak bola? Atau lainnya?

Anak seribu bendera?

Mirisnya, banyak pembina/pelatih/orang tua di sepak bola akar rumput merusak soft skill (kepribadian, karakter) anak-anak menjadi manusia yang tidak berkarakter (tidak bertanggung jawab, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih) karena anak dijadikan komoditi mimpi "mereka" sampai dikorbankan menjadi "anak seribu bendera", menclok sana, menclok sini hanya demi ambisi.

Sadarlah, di sepak bola akar rumput, batas anak bermain sepak bola, sama dengan masa anak menjalani sekolah formal. Sesudah itu, selesai. Jangan waktu emasnya malah dibuang dengan membunuh karakter soft skill, menjadikan anak seribu bendera SSB. Pun memaksakan menjadi pesepak bola tanpa mau tahu rapor TIPSnya. Rapor soft skill dan hard skillnya.

Ayo "Setop Menjadikan Anak, Korban Mimpi Orang Tua dan Pembina, dalam Hal Sepak Bola".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun