Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Vs China, Siapkan Timnas yang Benar dan Baik, STy

12 Oktober 2024   08:27 Diperbarui: 12 Oktober 2024   08:34 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saat diri kita masih belum mampu berbuat lebih benar dan baik, jangan mencari kesalahan orang lain, jangan mengkambing hitamkan orang lain, saat kita masih belum berhasil sesuai harapan. Perbaiki diri kita secara benar dan baik. Berjuanglah kembali secara benar dan baik pula dengan pondasi "cerdas spiritual (S), intelegensi (I), dan personality (P)".

(Supartono JW.12102024)

Di awal artikel ini saya mengingatkan kepada netizen, warganet, dan umumnya publik sepak bola nasional. Setop meratapi gagal menang karena perilaku wasit yang kontroversial.

Saya pikir, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga tidak perlu bernarasi bahwa "ada yang tidak mau sepak bola Indonesia maju, berkembang".

Bila narasi Erick memang benar. Ada yang mau menghambat Indonesia. Maka berlakulah seperti air. Dihambat, "dipampet", dihalangi, dll oleh tembok tebal sekokoh apa pun, asal volume air bertambah. Siapa mampu menghalangi air? Tembok tebal pun, pasti jebol.

Jadi, kuatkan diri kita, maka saat orang lain/pihak lain mau menghambat kita, kita cukup kuat untuk melawan dan melindungi diri hingga kita kalahkan penghambat dengan kekuatan kita yang "cerdas".

Intinya, saat diri kita masih belum mampu berbuat lebih benar dan baik, jangan mencari kesalahan orang lain, jangan mengkambing hitamkan orang lain, saat kita masih belum berhasil sesuai harapan. Perbaiki diri kita secara benar dan baik. Berjuanglah kembali secara benar dan baik pula dengan pondasi "cerdas spiritual (S), intelegensi (I), dan personality (P)".

Shin Tae-yong (STy) andil salah

Maaf, gagalnya Indonesia meraih 3 poin di kandang Bahrain, dari pengamatan saya, STy sangat berandil besar dalam kegagalan ini. Bahkan melalui dua artikel yang saya tulis sebelum laga, saya sudah mengingatkan bahwa jelang versus Bahrain, STy memiliki pemain Cerdas lebih dari 11.

Lalu, atas pertanyaan wartawan Bahrain, STy menyiapkan tim dalam latihan "kesannya becanda, main-main, tidak serius. Seolah menggampangkan dan meremehkan.

Dari dua artikel itu, sangat jelas bahwa bila STy memiliki lebih dari 11 pemain cerdas. Lalu, 11 pemain yang paling cerdas itu dijadikan starter, maka hasilnya tidak akan seperti permainan babak 1 Garuda itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun