Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Pribadi yang Tahan Banting, Resilian Diri

8 Oktober 2024   12:55 Diperbarui: 8 Oktober 2024   13:11 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tara mengungkapkan bahwa orang yang resilien atau memiliki ketahanan yang kuat biasanya akan berjuang, berdiri tegak untuk menghadapi masalah tersebut. Jika seseorang tidak memiliki resiliensi yang kuat, maka ia akan gampang sekali untuk jatuh.

Tara juga menyebut bahwa mungkin orang tidak banyak tahu atau asing dengan istilah Resiliensi diri. Padahal dalam menjalani kehidupan di dunia, resiliensi diri adalah satu hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap orang.

Pasalnya paham tentang resiliensi diri, akan membuat sesorang dapat bertahan dalam kesulitan, mampu bangkit, beradaptasi, dan bertahan dalam keadaan terpuruk. Sebab akan berjuang dengan gigih karena memiliki kesehatan mental atau psikis yang tangguh jadi tidak mudah terganggu apalagi putus asa.

Yah, hidup memang harus memiliki resiliensi diri. Dengan karakter pribadi yang tahan banting akan menjadikan seseorang teguh pendirian, bertanggung jawab, konsisten, penuh integritas, selalu mampu beradaptasi dengan situasi dan lingkungan sosial, mudah bangkit saat ditimpa kesulitan, dan selalu berupaya menjalani hidup yang benar dan baik sesuai tuntunan ajaran agama mau pun hukum yang dibuat manusia. Senantiasa berpikir dan berbuat untuk kemaslahatan diri dan orang lain.

Menjadi tahan banting

Untuk itu, agar saya, kita, termasuk golongan orang yang tahan banting, memiliki resiliensi diri, maka,
(1) Terus belajar mengelola diri sendiri.
(2) Selalu berpikir positif.
(3) Selalu berupaya mengendalikan emosi, pandai bersyukur.
(4) Tidak bertindak, berbuat impulsif (spontan tanpa pertimbangan).
(5) Selalu optimis.
(6) Selalu penuh empati.
(7) Cerdas menganalisis penyebab/masalah, mampu atasi konflik, dan selalu memiliki alternatif solusi.
(8) Memiliki efikasi diri, yaitu
keyakinan atau kepercayaan diri atas kemampuannya untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk mencapai kecakapan tertentu, penuh visi-misi, dengan pondasi iman dan pikiran cerdas yang positif.
(9) Membangun jaringan dukungan yang kuat. Jaringan dukungan yang kuat adalah kunci dalam mengatasi tantangan. Teman, keluarga, atau kolega yang mendukung dapat memberikan perspektif baru dan membantu kita untuk tetap bersemangat. Tidak ragu untuk meminta bantuan atau berbagi perasaan saat menghadapi kesulitan. Sebab,  dukungan sosial adalah penopang mental yang sangat berharga.
(10) Selalu dapat meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang yang positif dan mendukung.
(11) Bergabunglah dengan kelompok atau komunitas yang memiliki minat yang sama untuk memperluas jaringan.
(12) Selalu belajar keterampilan problem solving, keterampilan memecahkan masalah. Sehingga mampu menganalisis situasi dan mencari solusi yang efektif.
(13) Selalu melatih diri dengan menyelesaikan hal yang membutuhkan pemikiran kritis.
(14) Biasakan melakukan langkah brainstorming (mengumpulkan ide-ide kreatif dan memecahkan masalah).
(15) Selalu menjaga kesehatan mental dan fisik.
Kesehatan mental dan fisik yang benar dan baik adalah fondasi untuk mengembangkan sikap tahan banting.
(16) Selalu menjadikan pengalaman sumber belajar. Refleksi terhadap pengalaman masa lalu, membantu mengidentifikasi pola dan strategi, taktik yang efektif dalam menghadapi kesulitan yang menghadang.

Semoga (16) hal tersebut, senantiasa saya pelajari dan pelajari. Saya tingkatkan dan kembangkan, hingga dalam praktiknya, saya menjadi pribadi yang tahan banting, diri yang resilien. Aamiin YRA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun