Gaya berpakaian Kaesang ini muncul Di tengah perbincangan masyarakat mengenai Mulyono, nama kecil Jokowi yang terus menghangat dan dirinya pun menjadi sorotan setelah diduga menerima gratifikasi berupa jet pribadi, Kaesang malah seolah "menantang" kepada pihak yang  terus membincang Mulyono, dengan menggunakan rompi bertuliskan "Putra Mulyono" dengan siluet yang menyerupai Jokowi saat blusukan di Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (24/9/2024).
Berbagai media massa dan berbagai pihak pun menyorot tingkah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang  anak Presiden.
Atas tingkah polahnya, di media massa, ada pengamat politik yang menyebut Kaesang justru menggunakan self-deprecating (mencela diri sendiri/merendahkan diri) yang mungkin sekadar sebagai humor untuk menarik perhatian publik.
Sebab, faktanya, terkait kisah "Mulyono" di Republik ini, siapa rakyat "cerdas" Indonesia yang tidak tahu jalan ceritanya. Sebutan Mulyono pun lebih dominan sebagai hal yang arahnya negatif ke arah Jokowi karena berbagai perkataan, sikap, perbuatan, hingga kebijakan Jokowi sebagai Presiden kepada rakyat yang dianggap tidak amanah. Lebih mementingkan diri sendiri.
Menangggalkan etika dan moral. Menjunjung politik dinasti, lebih membela dan mengabdi kepada oligarki dan cukongnya.
Atas kondisi tersebut, hal yang meyudutkan Jokowi dengan mengangkat kisah Mulyono, normalnya, sebagai anak, seharusnya Kaesang membela diri atau melawan. Namun, dengan rompi Putra Mulyono, seolah Kaesang justru menjadikan serangan yang datang kepada Bapaknya sebagai parodi. Sangat khas gaya elite partai politik, yang mudah dibaca arahnya.
Bisa jadi sebagai bentuk taktik dan intrik, demi pengalihan isu, persepsi, dan opini publik terhadap masalah yang sedang disoroti.
Apakah bentuk "candaan" Kaesang di tengah masalah Bapaknya dan dirinya sedang menjadi sorotan rakyat justru akan mendapatkan respons positif. Saya pribadi tidak yakin. Bahkan cenderung melihat candaan Kaesang dengan mengenakan rompi Putra Mulyono, bisa jadi malah dianggap oleh nitezen/warganet/rakyat yang sudah jengah dengan "mereka" justru  sebagai hal merendahkan dan meremehkan pihak yang menyoroti Kaesang dan Bapaknya.
Candaan Kaesang, bukan malah meredakan tensi, tetapi malah menambah panas karena konteksnya tidak tepat. Berlebihan menanggapi situasi krusial dengan parodi yang juga berpotensi memberi kesan meremehkan persoalan.
Ayolah Kaesang, tidak usah menambah masalah. Tidak perlu membuat drama-drama baru yang seolah malah meremehkan masalah yang "kalian" buat untuk dan di hadapan rakyat yang kini setiap saat memantau gerak-gerik "kalian". Ingat, masalah "drama nebeng" saja belum kelar. Ini malah Anda buat rompi yang "memancing".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H