Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Maaf Netizen, Julukan "King Indo" Tidak Etis, Semoga "King Garuda" Pecundangi Australia

9 September 2024   22:48 Diperbarui: 9 September 2024   22:53 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan kunci tersebut, saya yakin Australia akan pulang dengan kekalahan. Tetapi bila salah satu kunci ada yang terabaikan, karena "kepedean", maka saya prediksi, jangankan meraih poin penuh atau imbang, Garuda justru bisa ditekuk Australia di depan publik sendiri.

Ranking 25 FIFA yang disandang Australia, akan tetap dibuktikan oleh anak asuh Graham Arnold yang tetap bukan tim kaleng-kaleng. Meski, Graham juga tahu, anak asuh STy yang akan dihadapi jauh lebih kuat dari ranking FIFA yang disandangnya.

Cara Erick, tidak membanggakan

Terkait Timnas Indonesia sekarang, bila bicara prosesnya, saya pun seperti publik sepak bola Indonesia lainnya yang "TIDAK BANGGA", dengan keberadaan Timnas yang diproses Ketua PSSI. Karena Erick Thohir membangun Timnas dengan "cara instan" tidak berbeda dengan pegiat sepak bola akar rumput hingga klub Liga PSSI, yang mau prestasi, tetapi tidak melakukan pembinaan.

Mentang-mentang punya "uang, kedudukan, jabatan, kepetingan, dll" demi meraih pestasi menempuh jalan pintas, potong kompas, cuma comot-comot pemain.

Namun, saya tetap bangga karena para pemain yang dicomot secara instan itu adalah tetap berdarah Indonesia alias tetap orang Indonesia. Malah saya tidak menyebut mereka pemain naturalisasi.

Saya juga sangat bangga karena mereka yang tidak lahir di Indonesia tapi berdarah Indonesia, saat menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, sebelum laga bukan sekadar menggerakan bibir (lip sync). Tetapi benar-benar menyanyikan lagu dengan hikmat.

Hanya caranya Erick "mencomot" demi prestasi instan adalah hal yang tidak patut diteladani oleh rakyat Indonesia yang sangat menghargai perjuangan para pahlawan. Bagaimana para pahlawan berjuang dengan kaki dan tangannya sendiri, dengan darah dan nyawa. Bukan karena "dibantu atau mendapat bantuan".

Dan, wajar bila banyak pihak yang tidak bangga, sebab cara Erick yang seperti demikian tidak membanggakan. Pun menyakiti pikiran dan hati penggiat sepak bola akar rumput yang selama ini diabaikan. Tetapi tanamanya, tetap "mereka" yang memetik dengan tanpa etika dan moral.

King Indo, tidak etis

Jujur saya juga kaget, ketika di medsos, netizen malah menjuluki Timnas Garuda asuhan STy dengan sebutan "King Indo".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun