Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tangani dan Redam Masalah Timnas U-17

28 Agustus 2024   10:06 Diperbarui: 28 Agustus 2024   10:24 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai menang 3-1, pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto memberikan sorotan kepada sikap beberapa pemain yang dinilai di luar batas. Mencederai kemenangan Timnas U-17 atas India di laga uji coba internasional pada laga di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu (25/8/2024) malam WIB.

Sorotan Nova kepada anak asuhnya pun langsung membuat media massa ramai memberitakan dan viral pula di media sosial (medsos).

Sebab Nova memberikan sorotan tersebut, atau karena rotasi pemain yang dilakukan, dalam leg kedua versus India U-17 yang berlangsung di Stadion yang sama, Selasa (27/8/2024) malam, Garuda Muda harus takluk 0-1 dari lawan.

Meski pun kedua laga versus India U-17 adalah sekadar partai uji coba, maka hasil laga justru akan dijadikan catatan perbaikan menuju laga sebenarnya di Kualifukasi Piala Asia U-17 2025 pada Oktober 2024, namun sorotan Nova tentang adanya pemain yang nampak tinggi hati/sombong, adalah cerita klasik yang terulang.

Nova harus belajar meredam

Bila Nova sudah belajar dari Shin Tae-yong (STy) tentang bagaimana menyikapi pemain yang "bodoh"/rendah IQ, cirimya dapat dilihat dari perilakunya atau melalui tes, seharusnya, Nova tidak perlu buru-buru mempublikasikan aib anak asuhnya itu ke publik.

Minimal Nova dapat meneladani Indra Sjafri dan Bima Sakti, yang sudah memiliki pengalaman melakukan pendekatan kepribadian dan sosial anak asuhnya dengan kompetensi kepribadian, sosial, dan pedagogi.

Sebab, hal yang dilakukan Indra dan Bima kepada pemain yang rendah otak dan personality (mental/attitude/kepercayaan diri/emosi/dll), saya amati, tidak dilakukan oleh STy. Terlebih, bila melihat keterbatasan STy dalam hal bahasa mau pun kepercayaan.

Saat Nova tidak dapat meredam, menjaga sikap dan bicara atas kondisi anak asuhnya. Lalu, malah tersiar dan terpublikasi di media massa dan medsos, buntutnya akan membawa hal negatif bagi Nova sendiri dan anak asuhnya. Jadi ketauan oleh publik bila Nova belum kompeten dalam hal kepribadian, sosial, dan pedagogi. Di situ terukur pula spidometer tentang kecerdasan IQ, EQ, SQ, nya.

Ayo Nova, belajar mengatur diri. Maka Nova akan mampu mengatur anak asuhnya. Hati-hati berbicara, apalagi di hadapan media massa dan di medsos.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun