Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi 79 Tahun: Siapa Menikmati Indonesia?

19 Agustus 2024   10:14 Diperbarui: 19 Agustus 2024   10:20 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


79 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan kolonialisme, 79 tahun pula, siapa yang menikmati kemerdekaan pun menguasai Indonesia lagi, dan banyak rakyat "dibuat" tidak menyadari ada yang selalu ketakutan kehilangan yang bukan milik.

(Supartono JW.19082024)

Setelah 79 Indonesia merdeka, selama 79 tahun pula, siapakah yang terdepan di negeri ini terus memanfaatkan dan menikmati kemerdekaan Indonesia dari segi kemewahan, tahta, kedudukan, dan gelimang harta benda, kekayaan alam Indonesia, dan bancakan uang rakyat?

Apakah selama 79 tahun merdeka, rakyat jelata yang masih tetap belum menikmati pendidikan tahu, siapa yang membuatnya tetap dalam kondisi miskin dan menderita? Padahal tetap melakukan kewajiban yang sama, yaitu membayar pajak?

Apakah selama 79 tahun "rakyat jelata" tahu bahwa keberadaannya hanya dimanfaatkan untuk kepentingan dan mencari keuntungan oleh "pihak tertentu" (baca: penjajah baru)?

Siapa penjajah baru?

Entah sejak tahun berapa Istilah penjajah baru ini lahir dan mendarah daging bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Namun yang pasti, istilah ini lahir karena latar belakang dan fakta sebagian besar rakyat masih bodoh, menderita, dan miskin karena perbuatan rakyat lain Indonesia yang menguasai dan selalu berusaha merebut sektor-sektor vital dan penting di negeri ini.

Sesuai KBBI, makna penjajah di antaranya, negeri (bangsa) yang menjajah, orang yang terlalu menguasai (menindas dan sebagainya) orang lain.

Sementara arti kata baru adalah belum pernah ada (dilihat) sebelumnya, belum pernah didengar (ada) sebelumnya.

Sesuai dengan makna tersebut, maka siapa yang dimaksud penjajah baru adalah yang maknanya orang yang terlalu menguasai (menindas dan sebagainya) orang lain. Cara-cara kerjanya juga kental dengan kolusi, korupsi, nepotisme (KKN).

Lalu, siapa mereka?

Saya simpulkan dari berbagai sumber dan literasi, mereka adalah
(1) Partai politik dengan para elite partai dan para anggotanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun