Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rakyat, Siap-Siap, Ya? BPJS Menjadi Syarat Membuat SIM

3 Juni 2024   23:19 Diperbarui: 4 Juni 2024   00:17 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto CNNIndonesia.com


BPJS Kesehatan menanggung biaya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN aktif yang mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal, yaitu kecelakaan tanpa melibatkan kendaraan lain. Bila kesertaan BPJS dijadikan syarat membuat SIM adalah logis. Yang belum logis, masih banyak rakyat miskin yang bisa saja bekerja mencari nafkah dengan menjadi pengemudi motor/mobil, syaratnya wajib ada SIM, tapi untuk membuat SIM terganjal aturan wajib menjadi peserta BPJS aktif.


(Supartono JW.03062024)

Persoalan kelas BPJS akan berganti KRIS saja masih mencemaskan rakyat. Lalu, ada iuran Bapera yang dalihnya tabungan, langsung membikin rakyat di negeri ini menjerit. Bahkan akan ada demo.

Kini, rakyat pun harus siap-siap menghadapi cobaan berikutnya. Meski semua itu tujuannya baik, tapi apa benar, rakyat jelata yang harus terus diobok-obok. Ini negeri sudah merdeka. Bahkan mau usia ke-79 tahun lepas dari belenggu penjajah kolonial.

Tetapi mengapa terus lahir penjajahan terhadap rakyat? Seolah Indonesia masih di zaman kerajaan, di zaman penjajahan. Rakyat jelata yang masih hidup menderita dan miskin harta, terus ditekan dengan berbagai aturan yang memberatkan. Padahal buat makan sehari-hari saja susah.

Cobaan lagi

Kini rakyat jelata, harus siap-siap lagi tambah pusing, di tengah cobaan dan penderitaan yang konsisten, sementara para orang kaya harta yang miskin hati dan para pejabat parlemen dan pemerintahan terus hidup bergelimang harta. Pun tetap bertabiat pencuri, korupsi, dinasti, oligarki.

Saya kutip dari CNNIndonesia.com, Senin (3/6/2024), ternyata, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bersama BPJS Kesehatan akan melakukan uji coba pemberlakuan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) aktif sebagai syarat untuk mengurus semua jenis Surat Izin Mengemudi (SIM), termasuk SIM A, SIM B, dan SIM C.
Uji coba ini akan dilaksanakan mulai 1 Juli hingga 30 September 2024 di tujuh layanan Satuan Penyelenggara Administrasi SIM di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur yang berlaku untuk perpanjangan masa berlaku dan pendaftaran SIM baru.

Luar biasa bukan? Cobaan apalagi ini, bagi rakyat Indonesia yang untuk makan sehari-hari saja susah?

Bahkan, Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan, David Bangun, menyatakan apabila warga yang belum memiliki BPJS Kesehatan saat kepengurusan SIM, maka pemohon SIM diminta untuk mengaktifkan BPJS Kesehatan melalui chat Whatsapp PANDAWA atau Aplikasi Mobile JKN.

Luar biasa. Rakyat miskin terus disiksa. Mengapa ada rakyat yang belum ikut BPJS dan ada yang BPJSnya tidak aktif? Jawabnya, kebanyakan,  karena untuk makan sehari-hari saja susah. Karena di PHK dari pekerjaan, tidak punya pekerjaan, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun