Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tapera untuk Rakyat?

29 Mei 2024   13:01 Diperbarui: 29 Mei 2024   13:02 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bila lahirnya kebijakan memang untuk mengangkat derajat dan martabat rakyat, mengapa tidak kita dukung? Mengapa banyak pihak kontra terhadap kebijakan Tapera?Pahlawan UKT

Kemarin, Presiden Jokowi dianggap oleh berbagai pihak dan rakyat, mencari kesempatan agar dianggap sebagai "pahlawan" karena akibat Nadiem dipanggil Jokowi, Uang Kuliah Tunggul (UKT) dibatalkan pelaksanaannya tahun ini.

Sangat drama sekali, gara-gara Nadiem dipanggil Jokowi, UKT dibatalkan. Bagaimana kalau Jokowi tidak memanggil Nadiem? Berarti UKT tetap naik? Di balik drama ini, rakyat pun tahu, itu sekadar basa-basi yang basi.

Kini Tapera

Kini, terkait Tapera, lagi-lagi pernyataan Jokowi pun menjadi perbincangan berbagai pihak dan rakyat. Dilansir berbagai media nasional, Jokowi mengatakan pemerintah sudah menghitung kebijakan pemotongan gaji sebesar tiga persen untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Jokowi pun seolah tidak merasa berdosa dan bersalah, karena malah mangatakan bahwa masyarakat pasti akan menyesuaikan dengan kebijakan baru setelah regulasi berjalan saat memberikan keterangan pers usai inagurasi pengurus Gerakan Pemuda Ansor di Istora Senayan, kawasan Jakarta Pusat, Senin, 27 Mei 2024.

Bukannya ada kesan membela rakyat yang tentu akan ada yang dibuat susah karena Tapera, Jokowi malah mencontohkan saat diberlakukan BPJS Kesehatan di luar skema gratis yang sempat menjadi sorotan, setelah berjalan saya kira bisa merasakan manfaatnya rumah sakit tidak dipungut biaya, hal-hal seperti itu yang akan dirasakan setelah berjalan.

Apakah Jokowi sekarang tahu, rakyat sedang resah karena dia resmi mengubah kelas menjadi KRIS mulai tahun depan? Apakah terkait Tapera, Jokowi juga sudah membaca berbagai keluhan bahkan penolakan karena kibajakan dan aturan yang dibuatnya, tidak melibatkan rakyat sebelum diambil keputusan?

Udang di balik batu?

Bahkan saya membaca kritikan di medsos, dana potongan Tapera saat nanti digunakan, sesuai waktunya, di saat itu harga rumah sudah berapa, dan pastinya, saat itu, rumah yang didapat pun dari dana Tapera sepertinya hanya cukup untuk membangun tembok rumah tampak depan. Ini sindiran logis. Apakah benar Jokowi sudah sampai berpikir ke situ?

Atau Tapera ini, hanya sekadar jalan keluar dia yang ada udang di balik batu? Karena lagi butuh dana untuk IKN dan infrastruktur, dikebut sebelum lingsir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun