Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Untuk Genggam Tiket Olimpiade: Jangan Takabur, Realistis, Atasi 4 Kelemahan

28 April 2024   22:54 Diperbarui: 29 April 2024   06:41 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atas kondisi ini, saya yakin, STy akan menemukan strategi, taktik, dan komposisi pemain yang permainanannya tetap terjaga levelnya, seperti saat Witan cs membekuk Australia, Yordania, dan Korea Selatan.

Bila tidak mengubah salah satu pemain yang selama ini menjadi  starter menempati posisi Struick, semisal Nathan atau Merselino atau Witan dijadikan striker, lalu posisi ketiga pemain tersebut diisi oleh pemain lain, rasanya, para pemain yang sering diturunkan dari bench pemain oleh STy, masih kesulitan menjadi pengganti Struick. 

Untuk sektor kanan permainan Indonesia, saya pikir STy, sudah menemukan formulasi jitu agar sektor kanan ini tidak mudah menjadi bulan-bulanan alur serangan lawan. Tidak macet dalam membantu serangan. Tidak sering membuat kesalahan sendiri yang terus mengancam gawang Ernando.

Semoga, di laga ini, dengan STy mampu mengatasi semua kelemahan, tiket Olimpiade Prancis cukup ditempuh dengan cara pertama, yaitu mengalahkan Uzbekistan. 

Saya menyebut, STy adalah orang kota, orang luar, yang artinya berpendidikan tinggi, berpengalaman, penuh kompetensi dan kualitas level dunia. Lalu ada pemain naturalisasi dan abroad, sebutan untuk pemain sepakbola yang bermain di klub yang bukan berasal dari negaranya. 

Karenanya, kolaborasi STy dengan pemain naturalisasi dan  abroad, didukung pemain lokal yang level tinggi, inilah wajah Timnas Indonesia U-23 sekarang. Wajah orang kampung/lokal yang bergaul dengan orang kota/luar.

Yah, sebagai "orang kampung/lokal", bergaulnya, juga dengan "orang kampung/lokal", prestasi tertingginya bisa jadi hanya "prestasi kampungan/lokalan". Tetapi, sebagai "orang kampung/lokal", bergaulnya dengan "orang kota/luar", maka prestasi tertingginya, "prestasi kotaan/luaran".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun