Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Buka Mata, Buka Hati: Timnas Sesuai Ekspetasi, Tekuk Vietnam

20 Maret 2024   06:51 Diperbarui: 20 Maret 2024   07:04 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Semua pemain yang sekarang ada digerbong Timnas, tidak ada lagi yang berbeda dan dibedakan. Statusnya semua sama, sebagai pemain Timnas Indonesia karena ber-KTP atau Paspor Indonesia.

(Drs. Supartono, M.Pd / Supartono JW.20032024
Pengamat sepak bola nasional, 
Pengamat Pendidikan Nasional dan Sosial)

Sejatinya, saya sudah malas menulis artikel menyoal sepak bola nasional, sejak PSSI dipimpin Erick Thohir. Tetapi tetap menjalin komunikasi intens dengan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. Selalu mendukung setiap langkahnya.

Kini, saya mengalah pada diri sendiri, hingga menulis artkel ini, setelah selalu digoda oleh sahabat dan rekan bertukar pikiran menyoal sepak bola nasional, Budi Setiawan, founder Football Institute, yaitu lembaga independen yang fokus pada pengembangan dan edukasi sepakbola indonesia melalui data, riset/penelitian dan survey.

Budi selalu aktif mengirimi saya berita dan hal terkait PSSI, kompetisi, dan Timnas. Termasuk berita menyoal Timnas dan Shin Tae-yong (STy)
Jelang meladeni Timnas Vietnam pada lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/3) yang dalam persiapannya, banyak mendapat cerita yang menarik.

Senang dan sedih

Selain godaan dari Budi, jujur, atas semua cerita yang saya simak dan ikuti ini, ada rasa senang, pun sedih. Bercampur menjadi satu. Sebab, sejak saya mengamati PSSI, Timnas, kompetisi, hingga sepak bola akar rumput Indonesia sebagai kolumnis sepak bola nasional di Tabloid Go sejak tahun 1999, lanjut kolumnis di Harian TopSkor, dan media lain, tatkala membincang Timnas Indonesia, selalu ada saja persoalan.

Khusus Timnas sekarang, bagi saya masalahnya ada yang klasik. Ada yang baru. Namun, terlepas berbagai masalah yang ada, sejatinya, sejak 4 surat terbuka dalam bentuk artikel yang saya tulis khusus untuk Erick Thohir, tidak pernah direspon. Dianggap angin lalu oleh Erick, karena saya tahu, Erick yang juga sibuk dengan agenda politiknya, pura-pura buta dan tuli atas surat yang saya tulis itu. Saya tetap legawa.

Saya tetap konsisten di sepak bola akar rumput. Terus berkomunikasi dan mendukung Indra Sjafri. Sebab sebelum saya mendirikan SSB dan FC tahun 1998 dan 2004, tahun 1990 saya pun sudah mendirikan klub. Artinya, saya membantu sepak bola untuk masyarakat itu sudah 34 tahun.

Menyumbang pemikiran untuk PSSI dan sepak bola nasional sampai menjadi kolumis sudah 25 tahun. Bila saya bukukan artikel khusus sepak bola nasional, mungkin sudah bisa di atas 50 buku.

Menjadi Pembina Usia Muda Pengcab PSSI Depok (sekarang Askot) selama 3 periode, totalnya 15 tahun sejak 2004.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun