Timnas Indonesia karena ber-KTP atau Paspor Indonesia.
Semua pemain yang sekarang ada digerbong Timnas, tidak ada lagi yang berbeda dan dibedakan. Statusnya semua sama, sebagai pemain(Drs. Supartono, M.Pd / Supartono JW.20032024
Pengamat sepak bola nasional, Pengamat Pendidikan Nasional dan Sosial)
Sejatinya, saya sudah malas menulis artikel menyoal sepak bola nasional, sejak PSSI dipimpin Erick Thohir. Tetapi tetap menjalin komunikasi intens dengan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. Selalu mendukung setiap langkahnya.
Kini, saya mengalah pada diri sendiri, hingga menulis artkel ini, setelah selalu digoda oleh sahabat dan rekan bertukar pikiran menyoal sepak bola nasional, Budi Setiawan, founder Football Institute, yaitu lembaga independen yang fokus pada pengembangan dan edukasi sepakbola indonesia melalui data, riset/penelitian dan survey.
Budi selalu aktif mengirimi saya berita dan hal terkait PSSI, kompetisi, dan Timnas. Termasuk berita menyoal Timnas dan Shin Tae-yong (STy)
Jelang meladeni Timnas Vietnam pada lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/3) yang dalam persiapannya, banyak mendapat cerita yang menarik.
Senang dan sedih
Selain godaan dari Budi, jujur, atas semua cerita yang saya simak dan ikuti ini, ada rasa senang, pun sedih. Bercampur menjadi satu. Sebab, sejak saya mengamati PSSI, Timnas, kompetisi, hingga sepak bola akar rumput Indonesia sebagai kolumnis sepak bola nasional di Tabloid Go sejak tahun 1999, lanjut kolumnis di Harian TopSkor, dan media lain, tatkala membincang Timnas Indonesia, selalu ada saja persoalan.
Khusus Timnas sekarang, bagi saya masalahnya ada yang klasik. Ada yang baru. Namun, terlepas berbagai masalah yang ada, sejatinya, sejak 4 surat terbuka dalam bentuk artikel yang saya tulis khusus untuk Erick Thohir, tidak pernah direspon. Dianggap angin lalu oleh Erick, karena saya tahu, Erick yang juga sibuk dengan agenda politiknya, pura-pura buta dan tuli atas surat yang saya tulis itu. Saya tetap legawa.
Saya tetap konsisten di sepak bola akar rumput. Terus berkomunikasi dan mendukung Indra Sjafri. Sebab sebelum saya mendirikan SSB dan FC tahun 1998 dan 2004, tahun 1990 saya pun sudah mendirikan klub. Artinya, saya membantu sepak bola untuk masyarakat itu sudah 34 tahun.
Menyumbang pemikiran untuk PSSI dan sepak bola nasional sampai menjadi kolumis sudah 25 tahun. Bila saya bukukan artikel khusus sepak bola nasional, mungkin sudah bisa di atas 50 buku.
Menjadi Pembina Usia Muda Pengcab PSSI Depok (sekarang Askot) selama 3 periode, totalnya 15 tahun sejak 2004.