Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

1445 H (4) Bersikap dan Berbuat Realistis

13 Maret 2024   23:56 Diperbarui: 13 Maret 2024   23:56 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Orang yang realistis, sikap dan perbuatannya, antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukannya, sama. Tidak munafik.

(Supartono JW.14032024)

Tiga artikel Fase Rahmat, Ramadan 1445 Hijriah telah saya tulis. Pertama tentang "Memahami Perbedaan dan Keniscayaan". Kedua, "Menjadi Aktor/Aktris Asli di Kehidupan Nyata". Ketiga, "Berbuat Baik yang Benar, Bakat/Keturunan?"

Kini, masih di Fase Rahmat, saya menulis tentang "Bersikap dan Berbuat Realistis". Judul ini saya pilih, sebab bagi saya pribadi, berbuat dan bersikap realistis, sering kali sulit.

Terlebih, orang-orang atau pihak yang seharusnya dapat dijadikan teladan, bagaimana bersikap dan berbuat realiatis, malah memberikan contoh sebaliknya. Berbuat yang jauh dari realita. Memaksakan kehendak, di luar "kemampuannya". Sehingga harus melakukan sikap dan perbuatan yang tidak baik. Seperti tidak jujur, berbohong, korupsi, licik, dan sejenisnya.

Realistis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), realistis didefinisikan sebagai sesuatu hal yang memiliki sifat nyata atau real dan suatu hal tersebut memiliki sifat wajar.

Karena itu, siapa pun orang yang melakukan sikap dan perbuatan realistis, tentu orang yang cara berpikirnya  didasarkan pada penilaian obyektif terhadap situasi atau masalah dan mampu "melihat-membaca dunia" dengan jernih. Cerdas pikiran-kaya hati, kuat iman, bertaqwa.

Maka, mampu menerima kenyataan apa adanya, baik hal-hal positif maupun negatif, dan tidak terjebak dalam harapan atau impian yang tidak realistis. Membantu individu untuk lebih rasional, mengambil keputusan yang bijaksana. Dapat melihat dan menghadapi kenyataan dengan jujur, tanpa mengabaikan fakta atau terjebak dalam ilusi yang tidak realistis.

Menurut World Health Organization (WHO), pemahaman tentang sikap realistis sangat penting bagi kesehatan mental seseorang. Kesehatan mental adalah kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, karena mampu mengelola stres dalam menjalani kehidupan yang wajar.

Sementara, dalam kehidupan sehari-hari, sikap dan perbuatan realistis dapat membantu seseorang menghadapi tantangan, menyesuaikan harapan dengan kenyataan, dan mengembangkan ketahanan mental.

Untuk itu, dari berbagai literasi, saya rangkum, bagaimana sesorang dapat selalu jernih berpikir dan bertindak, hingga terbentuk ketahanan mental, sebab selalu berupaya bersikap dan berbuat realistis.

Orang-orang yang mampu bersikap dan berbuat realistis, biasanya:
(1) Jujur pada diri sendiri,
(2) Bijaksana menghadapi kritik, masukan, saran,
(3) Pribadi yang fleksibel, tidak kaku,
(4) Mampu menetapkan tujuan yang terukur,
(5) Bertanggung jawab atas tindakan dan dalam membuat keputusan.

Atas sikap dan perbuatan yang demikian, maka biasanya, orang yang realistis akan sehat mentalnya, juga sehat jasmaninya, karena terhindar dari stres, kuat mental dan fisik, cerdas pikiran dan cerdas emosi, berkualitas dalam hubungan sosial, cerdas dalam komunikasi, jujur, bijaksana, percaya diri, bertanggung jawab, rendah hati, dan bahagia.

Hidupnya tidak dikejar-kejar bayangannya sendiri, bayangan orang lain, bayangan impian, bayangan tagihan, bayangan kemewahan, bayangan hutang, bayangan janji-janji, dan bayangan-bayangan lainnya, yang jauh dari sikap dan perbuatan realistis, akan menguras dan menggerus mental dan jasmani.

Lain di mulut, lain di hati

Terkait sikap dan perbuatan realistis ini, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, meski sudah dalam bulan Ramadan, para elite dan pemimpin negeri, masih sangat masif memertontonkan drama sikap dan perbuatan tidak relistis demi tujuan pribadi/golongan/kelompoknya tercapai.

Lagi-lagi, yang menjadi korban siapa? Jawabnya rakyat yang masih bodoh, miskin, menderita. Sehingga tidak pernah dapat berpikir jernih, tidak dapat bersikap dan berbuat realistis.

Mereka terus bermain drama, yang lakonnya tidak ada kesamaan antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukannya. Apa yang diucapkan, hanya dibuktikan secara instan. Perkataannya baik tetapi perbuatannya jauh dari apa yang diucapkan.

Ini tidak ubahnya sebagai keteladanan munafik. Di dalam sebuah hadits nabi dikatakan bahwa, ada tiga tanda-tanda sebagai seorang munafik, yaitu apabila berkata berdusta, apabila berjanji memungkiri, dan apabila diberi amanah mengkhianatinya.

Untuk itu, saya selalu mengingatkan diri saya sendiri, selalu belajar menjadi orang yang realistis, meski tidak mudah untuk selalu dapat bersikap dan berbuat Jujur pada diri sendiri, bijaksana menghadapi kritik, masukan, saran, berusaha menjadi pribadi yang fleksibel, tidak kaku, mampu menetapkan tujuan yang terukur dalam setiap langkah kehidupan, dan bertanggung jawab atas tindakan dan dalam membuat keputusan. Tetapi, di bulan yang penuh berkah dan ampunan ini, adalah waktu yang tepat untuk merefelksi diri, belajar dan belajar lagi.

Semoga, saya selalu terhindar dari dikejar-kejar bayangan sendiri, bayangan orang lain, bayangan impian, bayangan tagihan, bayangan kemewahan, bayangan hutang, bayangan janji-janji, dan bayangan-bayangan lainnya, yang jauh dari sikap dan perbuatan realistis, dan akan menguras dan menggerus mental dan jasmani.

Mudah-mudahan, saya akan akan selalu sehat mental, sehat sehat jasmani, karena terhindar dari stres, kuat mental dan fisik, cerdas pikiran dan cerdas emosi, berkualitas dalam hubungan sosial, cerdas dalam komunikasi, jujur, bijaksana, percaya diri, bertanggung jawab, rendah hati, dan bahagia. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun