Stasiun televisi memiliki andil besar dalam membuat rakyat Indonesia terdidik, tercerdaskan, terhibur, dan tercerahkan. Caranya, dalam acara terkait Pemilu, undanglah narasumber yang jelas status dan kompetensinya. Cerdas IQ dan EQ. Dapat mendidik, mencerdaskan, menghibur, dan mencerahkan (4M). Bukan narasumber "tengil" yang abu-abu.
Di tengah situasi politik yang masih "panas", sementara sebagian besar rakyat Indonesia tertinggal dalam hal pendidikan. Masih bergelimang kemiskinan dan penderitaan.(Supartono JW.21022024)
Dari sebelum, selama, saat pelaksanaan, hingga pasca pencoblosan Pemilu 2024, sudah tidak terhitung, saya aktif menjadi pemirsa berbagai acara terkait Pemilu yang menghadirkan narasumber.
Dari berbagai stasiun televisi yang menayangkan siaran terkait Pemilu, yang rata-rata live, berbagai narasumber yang diundang, statusnya jelas. Ada narasumber dari pihak 01, 02, 03, dan ada pihak netral. Pihak netral ini biasanya diisi oleh pengamat, praktisi, ahli hukum, sampai dari lembaga survei.
Dari sekian banyak acara terkait Pemilu ini, saya dapat mengidentifikasi bahwa narasumber yang seharusnya netral, ternyata di beberapa stasiun televisi, si narasumber malah terkesan memihak kepada salah satu Paslon.
Parahnya lagi, ada narasumber yang orangnya sama, diundang di stasiun televisi berbeda, saat diberikan kesempatan berbicara, gaya bahasa dan isi pembicaraannya tidak sesuai dengan statusnya sebagai narasumber yang seharusnya netral.
Si narasumber ini, hanya berlindung di balik kata pengamat atau praktisi atau ahli atau lembaga survei, tapi isi pembicaraannya sangat terkesan, yang bersangkutan sudah "menerima bagian" dari pihak yang "mengontraknya".
Bahkan, si narasumber yang tingkah dan bicaranya saya sebut "tengil", tidak mendapat respon positif dari audien yang hadir di stasiun televisi.
Dalam KBBI, tengil adalah menyebalkan (tentang sikap dan kelakuan).
Mericek narasumber, sensitif
Kepada pihak stasiun televisi mana pun, di tengah kondisi rakyat Indonesia masih didominasi oleh sebagian besar rakyat yang hidupnya berkubang dalam kebodohan, kemiskinan, dan penderitaan, stasiun televisi yang menjadi salah satu sarana pendidikan, pencerdasan, hiburan, dan pencerahan, mohon di tengah situasi sensitif, sebab proses Pemilu 2024 masih belum usai. Dapat selektif mengundang narasumber. Juga, "ngintip" di stasiun televisi lain, mana narasumber yang dapat bertanggungjawab.