Bahkan sangat jelas pula rangkaian prosesnya, sejak perencanaan, proses produksi, hingga jatuh di tanggal dan hari pementasannya.
Bagian proses ini, tentu sudah sangat diperhitungkan dengan detail kelemahan dan kekuatannya, kerugian dan keuntungannya.
Di sinilah, dari rencana, proses, hingga pertunjukan dapat disebut sebagai pekerjaan yang wajib terstruktur, tersistem, dan masif. Semua bagian adalah penting. Saling terkait. Saling mendukung. Bila tidak masif, bila siapa yang pentas tidak memiliki nama besar, mana mungkin kursi di gedung pertunjukan akan dipenuhi penonton.
Sayangnya, semua hal terkait Pilpres 2024 yang sudah dilakukan persiapan, perencanaan, dan prosesnya secara terstruktur, tersistem, dan masif ini, bisa jadi oleh ketiga kubu peserta Pilpres, yang mampu memenangkan, tentunya, adalah kubu yang memiliki stakeholder terkait dan mengait.
Lebih miris lagi, penonton (baca: rakyat jelata) yang menjadi bagian dari pertunjukan, yang memiliki hak pilih, yaitu pertunjukan politik (baca: Pilpres 2024), yang tahu bahwa pertunjukan ini sudah ada yang mengatur dengan terstruktur, tersistem, dan masif tidak kurang dari 30 persen.
Sementara ada lebih dari 70 persen rakyat jelata yang memiliki hak pilih, tetapi masih belum cerdas pikiran dan hati. Tidak dekat dengan dunia pengusung perubahan.
Untuk memenangi Pilpres hanya butuh suara minimal 51 persen untuk menang. Jadilah yang 70 persen rakyat pemilih suara ini, makanan empuk yang dapat digarap dengan mudah dengan skenario, penyutradaraan, serta aktor yang mumpuni. Strategi klasik pun digunakan, yaitu terstruktur, tersistem, dan masif.
Berhasil dengan strateginya. Kini, strategi berikutnya, pun sudah berhasil menggaet pengusung utama perubahan, bisa menghadiri undangan makan. Siapa berikutnya?
Sebagai rakyat jelata, saya melihat dan menonton pertunjukan drama politik ini, sebagai hal yang biasa saja. Ada pihak yang masih menggebu, mencari dan mengumpulkan bukti kecurangan Pemilu.
Saya pikir, itu hanya menghabiskan waktu, energi, dan uang. Tetapi, bisa jadi, ini hanya bagian dari skenario politik pula. Sebab, sepertinya, masalah curang nanti juga akan hilang berganti dengan rekonsiliasi. Ha ha ... .
Lihatlah, setiap kali ada yang berpendapat dan bertanya kepada pihak yang "itu", jawabnya: "Silakan laporkan kecurangan. Kan ada mekanismenya. Ada jalurnya. Laporkan saja".