Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bila Presidennya Sudah Ditentukan, untuk Apa Pemilu?

10 Februari 2024   22:49 Diperbarui: 10 Februari 2024   22:56 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

"Ngapain curang, kita pasti menang." Itulah pernyataan seseorang yang kini masih ada di dalam tubuh kekuasaan, saat menjawab pertanyaan host di siaran televisi pada Sabtu (10/2/2024).
Seseorang ini, setelah dicecar berbagai pertanyaan, termasuk masalah kampanye, moral, etika, dinasti, hingga bansos, pada setiap bagian jawabannya selalu menambahkan: "Kita lihat saja, tanggal 14 malam, apa yang dipersoalkan terkait kampanye, moral, etika, dinasti, hingga bansos berpengaruh pada rakyat saat memilih?"

Atas pernyataan tersebut, mengingatkan saya pada peristiwa Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Saat itu, sebelum Pemilu berlangsung, selalu ada pihak yang memastikan bahwa yang akan jadi Presidenya pasti, Jokowi.

Benar saja, setelah pencoblosan berlangsung baik di Pemilu 2014 mau pun 2019, benar Jokowi yang menang. Jokowi yang jadi Presiden 2014. Kemudian di 2019, juga Jokowi lagi.

Kondisi ini juga mengingatkan saya pada salah satu acara pencarian bakat nyanyi di televisi. Kendati publik tahu penentuan pemenangnya dari hasil vote pemirsa, tetapi ada juga pihak yang membocorkan, bahwa  vote pemirsa itu hanya sandiwara, sebab, pihak stasiun televisi, kabarnya, sudah menentukan siapa juaranya, meski babak final belum berlangsung. Ini tentu, terkait kepentingan pihak stasiun televisi bersangkutan.

Rakyat tidak percaya?

Dari kasus-kasus tersebut, saya juga mendengar obrolan warga di tempat-tempat saya ikut bersosialisasi, bahkan ada yang meminta pencerahan, agar mereka tidak salah pilih Presiden.

Pasalnya, beberapa warga yang ingin pencerahan tetap kawatir, akan percuma menggunakan hak pilihnya, tetapi sebenarnya sudah ada pihak yang membuat skenario dan penyutradaraan, sudah menentukan siapa Presiden RI di 2024, sama seperti di 2014 dan 2019.

Percuma menggunakan hak pilihnya, bila pemenang Pemilu, Presidennya memang sudah ditentukan sebelum pengumuman hasil pencoblosan.

Kekawatiran masyarakat, memang bisa jadi benar. Terlebih, seseorang yang masih berada di tubuh pemerintahan pun sangat yakin, pihak atau Capres yang didukungnya pasti menang. Sebab, sangat enteng menyatakan "Ngapain curang, kita pasti menang."

Luar biasa, dari indikasi dan pengalaman yang sudah-sudah, sepertinya, rakyat Indonesia memang harus kembali menerima, bila Presidennya memang sudah ditentukan oleh "mereka" karena berbagai latar belakang dan alasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun