Lembaga-lembaga atau tangan-tangan yang terlibat dalam Pemilu, sejatinya juga kepanjangan tangan "mereka". Yang menjadi aktor dan aktris dari sandiwara Pemilu, yang sudah ada skenario dan sutradaranya.
Bila sebelum Pemilu 2014, sudah ada pihak yang dapat "membaca" bahwa Presidennya Jokowi, dan benar. Lalu, 2019 juga sudah ada pihak yang kembali dapat "membaca" Presidennya Jokowi lagi. Benar juga.
Pertanyaannya, untuk apa Pemilu 2024, bila Presidennya juga sudah ditentukan, diproses dengan berbagai cara. Ada skenario, sutradara, dan aktor-aktris pemeran pambantunya?
Kasihan rakyat. Kasihan Indonesia. Lepas dari penjajahan kolonialisme, malah terus dijajah oleh penjajah pribumi. Memilih pemimpin yang benar dan amanah pun sudah dihalangi oleh "tembok penjajahan dan kepentingan".
Semoga, Pemilu 2024 akan berjalan tidak seperti Pemilu 2014 dan 2019 yang sudah dapat ditebak siapa juaranya. Tapi, bila nyatanya, benar, juaranya sudah ditentukan, rakyat bisa apa. Rakyat mau apa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H