Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Membutuhkan Keteladanan Pemimpin Berkarakter Semar atau Pandawa

25 Januari 2024   14:34 Diperbarui: 25 Januari 2024   14:43 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Supartono JW.


Mari, jadilah rakyat jelata yang cerdas IQ dan EQ. Mewarisi dan meneladani karakter Semar dan Pandawa, sehingga dapat membantu Indonesia lepas dari penjajahan seutuhnya, sebab masih dijajah oleh anak-anak dari negeri sendiri yang karakternya Kurawa, dengan memilih calon pemimpin yang tidak bermental penjajah dan berkarakter Kurawa. Aamiin.(Supartono JW.25012024)

Drama kehidupan berbagai lini kehidupan di Indonesia karena semua disusupi hal terkait kepentingan dan kepentingan, khususnya bagi pendidikan budi pekerti untuk rakyat, saat ini menjadi kurang baik. Terlebih dalam kancah politik.

Pemimpin negeri yang bertanggung jawab untuk mengemban amanah dan sewajibnya menjadi teladan bagi rakyat dalam hal budi pekerti, justru menjadi pelakon yang tidak patut untuk diteladani.

Karena justru sibuk dengan urusannya sendiri. Kepentingannya sendiri. Kepentingan keluarganya, dinastinya, oligarkinya, kelompoknya, golongannya, demi melayani pemodal dan kepentingannya, bukan kepentingan untuk rakyat.

Bahkan sudah tanpa basa-basi lagi, berani mengungkapkan di depan media massa yang tentunya tersiar untuk seluruh rakyat Indonesia, menjadi pemimpin yang masih menjabat, tetapi terang-terangan memberikan pembenaran sendiri, bahwa pemimpin boleh memihak dan mendukung calon pemimpin baru.

Semar, Pandawa, Kurawa

Saya, sebagai rakyat jelata, yang beberapa kali memerankan tokoh Semar dalam panggung sandiwara, sangat sedih saat melihat sendiri, di layar televisi, seorang pemimpin yang seharusnya memiliki karakter minimal seperti karakter Pandawa dalam tokoh pewayangan. Atau malah berkarakter dan berjiwa seperti Semar, justru kini yang ada dan sedang dihadapi rakyat Indonesia, malah berkarakter seperti Kurawa.

Karakter Kurawa, tokoh jahat itu, di antaranya: Iri, bengis, menghalalkan segala cara, mudah terombang-ambing, mudah terhasut, jahat, arogan, sombong, angkuh, suka menghina, pendendam, jahat, suka menculik, pemabuk, mabuk: tahta, harta, dan kekuasaan, dll.

Karakter Pandawa, tokoh kebaikan. Jujur, tidak pernah berbohong, dapat dipercaya, pemberani, gagah perkasa, penyayang, berhati lembut, tidak banyak bicara, lincah, cekatan, terampil, ingatan yang tidak terbatas (sempurna), penglihatan dan wawasan cerdas ke masa depan.

Sementara karakter Semar adalah sebagai penasihat sekaligus pengasuh para ksatria berbudi luhur, yaitu Pandawa bersaudara. Semar: sederhana, jujur, tulus, bijaksana cerdas, dan berpengetahuan luas.

Semar simbol rakyat jelata, dijuluki sebagai manusia setengah dewa. Bagi Semar, seorang pemimpin adalah seorang majikan sekaligus pelayan, jadi walaupun dia manusia setengah dewa, dia tetap pelayan atau pembantu para ksatria. Maka dari itu, Semar digambarkan sebagai penguasa kayangan tapi juga abdi dari Pandawa bersaudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun