Melawan realitas dengan sikap dan perbuatan yang tidak cedas, hasilnya tidak akan pernah sesuai ekspetasi.
(Supartono JW.17112023)
Tidak menginjak bumi alias terlalu percaya diri. Sombong. Tidak sadar realitas, kenyataan di atas kertas secara matematis. Itulah sejarah pahit yang harus diterima oleh sepak bola Indonesia pada Kamis malam (16/11/2023). Para aktor pemerannya adalah Timnas Indonesia U-17 dan Senior.
Lupa realitas
Berbekal raihan dua poin, sebab berhasil menahan Ekuador dan Panama, ditambah motivasi tinggi akan dapat duduk di juara grup atau runner up grup, anak asuh Bima Sakti justru harus menelan kekalahan 1-3 dari Maroko di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, karena melupakan realiatas, kenyataan matematis di atas kertas.
Bagaimana pun, terlepas Maroko dapat dibungkam Ekuador, sementara Indonesia mampu menahan Ekuador, Maroko tetaplah tim berperingkat 13 FIFA.
Bila, strategi Garuda U-17 mau menahan diri, tidak terburu bermain terbuka, saya yakin hasil akhir akan lain. Bisa menang dengan serangan balik. Atau hasil yang realistis adalah imbang.
Seandainya mawas diri dijadikan pondasi tim, tidak silau mengejar, menggondol juara atau runner up grup yang memang bukan mustahil dapat saja diraih, demi tiket lolos otomatis ke Babak 16 Besar, maka sejarah manislah, yang akan tetap tercatat di sepak bola Indonesia dan dunia.
Bukan sebaliknya, menjadi pertunjukkan antiklimaks, yang akhirnya menciderai catatan baik yang telah ditorehkan sendiri. Karena pada akhirnya, akan ada justifikasi, Timnas Indonesia U-17 pantas kalah dari Maroko U-17, tim berperingkat 13 FIFA.
Padahal secara realitas di lapangan, Iqbal cs, mampu minimal menahan imbang Maroko, bila strategi bermainnya menggunakan model saat meladeni Ekuador dan Panama.
Sayang, sekali lagi saya sebut, saat meladeni Maroko, terlepas dari beban dan targetnya apa. pasukan Garuda U-17 tidak mawas diri. Ganjarannya adalah pantas kalah 1-3 dari Maroko.
Catatan penting yang saya tulis, seandainya, Garuda 17 mampu bermain imbang, lalu poin 3 tidak mampu mengantar menjadi satu di antara 4 runner up terbaik ke Babak 16 Besar. Garuda 17 tetap mencatat sejarah yang sangat manis.