Bila saya, kita, dapat selalu waspada dan sadar diri. Punya kecerdasan otak dan hati. Kaya pikiran dan kaya hati, tidak egois, tidak individualis, beriman, maka akan mampu mengendalikan dan menjaga diri dari perbuatan tidak jujur, perbuatan berbohong yang jahat.
Ingat-ingat, pikirkan, pertimbangkan berbagai kerugian yang diakibatkan dari perilaku tidak jujur, berbohong, dan jahat. Lalu, pikirkan, ingat, pertimbangkan, dan ketahui manfaat atau akibat dari buah kejujuran.
Lalukan refleksi, koreksi pikiran dan hati. Koreksi sikap dan perbuatan yang kita lakukan, agar mental terlatih, dapat menghindari dan terhindar dari perbuatan tidak jujur, bohong, dan jahat.
Ingat dan selalu menyadari, hidup di dunia hanya sementara. Apa yang kita dapat dan miliki, harta-benda-kesuksesan, jabatan-kekuasaan, dan lainnya dari cara yang benar, baik, dan halal hanyalah titipan. Tidak akan ada yang kita bawa ke liang kubur.
Apalagi bila harta-benda-kesuksesan, jabatan-kekuasaan, dan lainnya didapat dari cara tidak jujur, berbohong, jahat, licik, tidak sesuai etika, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih. Apa yang akan kita bawa ke "sana" nanti.
efek lainnya
Sekali lagi, perbuatan tidak jujur, berbohong, adalah cikal bakal dari perbuatan jahat. Pelakunya akan terhukum sendiri. Seperti, selalu merasa curiga kepada orang lain.
Biasanya, orang yang tidak jujur, pembohong, cenderung selalu merasa curiga kepada orang lain. Orang yang sering berbohong akan merasa bahwa orang lain juga sering berbohong, sama seperti dirinya.Â
Akibatnya, pelaku akan merasakan kecemasan, ketidakpercayaan, prasangka buruk, juga hubungan sosial yang tidak sehat.
Akan kehilangan jati diri. Dikutip dari Science of People, berbohong memiliki kekuatan yang sama dengan imajinasi untuk mengubah sekitar sepuluh hingga 16 persen ingatan manusia.Â
Artinya, ketika berbohong, manusia berusaha membuat orang lain percaya dan secara tidak langsung membuat dirinya sendiri memercayai hal itu.