Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setop, Comot-comot Dijadikan Tradisi dan Dibenarkan

23 Oktober 2023   20:05 Diperbarui: 23 Oktober 2023   20:26 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Memprihatinkan, menyoal comot-comot menjadi budaya. Bila selama ini tradisi comot-comot sangat mendarah daging pada ranah sepak bola akar rumput, dalam politik pun tertular. Siapa yang menanam, merawat, dan membesarkan kader? Siapa yang tinggal memetik. Meski baru sebatas calon.

Manusia yang cerdas Intelegensi, cerdas personality, kaya pikiran dan kaya hati, tentu akan punya harga diri bila dicomot pihak lain. Tidak aka melupakan siapa yang telah mendidik, melatih, membina, membesarkan, dan merawatnya.

(Supartono JW.23102023)

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti comot adalah kotor sekali (seperti coreng-moreng, berlumur lumpur)

Nah, terkait kata comot, hari-hari terakhir ini, Indonesia, khususnya di ranah politik, gempitanya justru lebih semarak dibandingkan persiapan menyambut Piala Dunia U-17 2023, sebab negeri ini berkesempatan menjadi tuan rumah.

Namun, gonjang-ganjing di ranah politik yang selama ini terus menjadi gorengan berbagai pihak, akhirnya terjawab sesuai prasangka. Atau positifnya, sesuai prediksi.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, akhirnya benar. Diumumkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto.

Meski begitu, Gibran  yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sebab, PDIP sudah mengusung pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD, sebagai capres - cawapres,  masih belum mau berterus terang terkait nasibnya sebagai kader PDIP.

Namun, terkait statusnya sebagai kader partai berlambang kepala banteng moncong putih itu, Gibran mengaku sudah membicarakannya dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Jakarta pada Jumat lalu. Pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup.

Seperti penjelasan Gibran, saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Senin, 23 Oktober 2023. "Saya sudah berkomunikasi dengan Mbak Puan di Jumat malam kemarin. Mbak Puan dan Pak Arsjad (Arsjad Rasjid  Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahud)," kata Gibran.

Saat itu, ketika disinggung terkait statusnya pasca pertemuan dengan elite PDIP, Gibran tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya menjawab dengan diplomatis, bahwa semuanya telah dibicarakan dengan Puan saat pertemuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun