Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersyukur Dekat Orang-Orang yang Pandai Bersyukur, Baik, dan Peduli

22 Agustus 2023   18:26 Diperbarui: 22 Agustus 2023   18:33 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual dan perdonality, maka biasanya akan kaya pikiran dan kaya hati. Hatinya ikhlas, tulus, secara alami. Karenanya dapat membuat orang lain bahagia, juga membuat dirinya bahagia.

Apakah saya, kita, pernah membahagiakan orang lain? Bila ya, maka secara otomatis, tentu membuat saya, kita, bahagia dan puas terhadap perbuatan baik dan peduli itu.

Kedua, tergerak membantu orang lain?

Bila selama ini, saya, kita, tidak harus menunggu menunggu seseorang meminta bantuan, tetapi secara otomatis tergerak untuk membantu. Sebab, ada dorongan tersendiri yang menyuruh saya, kita, untuk membantu atau menolong orang lain, artinya di dalam diri saya, kita, sudah tertanam karakter suka membantu.

Terlebih bila bantuan yang saya, kita, berikan bukan untuk pamer, ria, sekadar pencitraan diri atau memiliki maksud tersembunyi, tetapi dilakukan  dengan tulus tanpa berharap imbalan.

Ketiga, memiliki rasa khawatir atas kondisi keluarga dan orang lain

Apakah saya, kita, tergolong orang yang memiliki rasa khawatir atas kondisi keluarga ( kakek/nenek/ibu/ayah/suami/istri/anak/saudara/kepinakan, dll). Juga orang lain yang dekat dengan saya, kita. Serta orang lain yang tertimpa masalah, kesusahan, kerepotan, dll?

Apakah saya, kita, juga termasuk orang yang akan menghubungi duluan ketika kontak terputus dengan seseorang, karena ingin memastikan mereka dalam keadaan baik-baik saja?

Keempat, memiliki kepedulian, tidak menjadi beban

Apakah saya, kita, merasa bahwa menolong keluarga atau orang lain untuk meringankan beban mereka justru tidak menjadi sebuah beban. Namun, dengan kamampuan yang saya, kita, miliki justru dapat membantu dengan ikhlas, senang hati, ringan tangan, dan tidak perhitungan atas waktu dan tenaga yang sudah saya, kita korbankan.

Selain itu, bantuan tulus yang tidak menjadi beban itu, tidak saya, kita lakuka sekadar untuk membuat orang lain terkesan, sebab dorongan alami dari hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun