Orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual dan perdonality, maka biasanya akan kaya pikiran dan kaya hati. Hatinya ikhlas, tulus, secara alami. Karenanya dapat membuat orang lain bahagia, juga membuat dirinya bahagia.
Apakah saya, kita, pernah membahagiakan orang lain? Bila ya, maka secara otomatis, tentu membuat saya, kita, bahagia dan puas terhadap perbuatan baik dan peduli itu.
Kedua, tergerak membantu orang lain?
Bila selama ini, saya, kita, tidak harus menunggu menunggu seseorang meminta bantuan, tetapi secara otomatis tergerak untuk membantu. Sebab, ada dorongan tersendiri yang menyuruh saya, kita, untuk membantu atau menolong orang lain, artinya di dalam diri saya, kita, sudah tertanam karakter suka membantu.
Terlebih bila bantuan yang saya, kita, berikan bukan untuk pamer, ria, sekadar pencitraan diri atau memiliki maksud tersembunyi, tetapi dilakukan  dengan tulus tanpa berharap imbalan.
Ketiga, memiliki rasa khawatir atas kondisi keluarga dan orang lain
Apakah saya, kita, tergolong orang yang memiliki rasa khawatir atas kondisi keluarga ( kakek/nenek/ibu/ayah/suami/istri/anak/saudara/kepinakan, dll). Juga orang lain yang dekat dengan saya, kita. Serta orang lain yang tertimpa masalah, kesusahan, kerepotan, dll?
Apakah saya, kita, juga termasuk orang yang akan menghubungi duluan ketika kontak terputus dengan seseorang, karena ingin memastikan mereka dalam keadaan baik-baik saja?
Keempat, memiliki kepedulian, tidak menjadi beban
Apakah saya, kita, merasa bahwa menolong keluarga atau orang lain untuk meringankan beban mereka justru tidak menjadi sebuah beban. Namun, dengan kamampuan yang saya, kita, miliki justru dapat membantu dengan ikhlas, senang hati, ringan tangan, dan tidak perhitungan atas waktu dan tenaga yang sudah saya, kita korbankan.
Selain itu, bantuan tulus yang tidak menjadi beban itu, tidak saya, kita lakuka sekadar untuk membuat orang lain terkesan, sebab dorongan alami dari hati.