Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terima Kasih Rudy, Claudia dan Rekan, Sudah Membuat Garuda Pertiwi Muda Berprestasi

14 Juli 2023   10:54 Diperbarui: 14 Juli 2023   10:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keren, hebat, selamat untuk Timnas Indonesia Putri U-19. Tanpa kompetisi, kesertaan di ajang AFF yang kedua, meski terpaksa harus menyandang nama Garuda Pertiwi Muda, memberi nama baik untuk PSSI dan negeri ini, tetapi faktanya, lahirnya tim putri muda ini, belum pernah diurusi serius oleh PSSI dan dibiarkan saja oleh pemimpin negeri ini. Tetapi di bawah rengkuhan orang-orang dan pihak yang militan, tetap saja dapat mengantar Claudia Scheunemann dan rekan, mampu mencapai babak semi final.

Perhelatan Piala AFF Putri U-19 adalah turnamen sepak bola putri di bawah usia 19 tahun tingkat tingkat regional Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh AFF. Sebelum menyelenggarakan perhelatan edisi ketiga tahun 2023 di Indonesia, Piala AFF Putri U-19, sudah digelar dalam dua esisi, yaitu edisi kestau pada 2014 di Thailand. Edisi kedua pada 2022 di Indonesia. Thailand dan Australia finis secara bergantian sebagai tim juara Piala AFF U19 Putri.

Tanpa kompetisi tanpa diseriusi dapat berprestasi

Kendati dalam laga semi final versus Thailand Putri U-19, pada Kamis malam (13/7/2023) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, kiprah Garuda Pertiwi Muda terhenti di semifinal usai kalah dari Thailand. Namun, perjuangan remaja putri Indonesia yang tidak dilahirkan dari perhelatan kompetisi, tetap wajib diapresiasi.

Meski gelaran edisi ketiga ini berlangsung kembali di Indonesia, PSSI pun tidak serius mengapresiasi. Tiga laga di fase Grup tidak dapat disaksikan oleh publik sepak bola nasional melalui layar televisi. Sudah tidak menggelar kompetisi apalagi yang berjenjang di sektor putri, membuat publik sepak bola nasional menjadi tahu bahwa di Indonesia ada putri-putri yang sedang bermain sepak bola membawa nama negara.

Andai PSSI serius, mustahil stasiun televisi tidak menyiarkan secara langsung laga fase grup. Bila disiarkan secara langsung, tentu ini adalah promosi untuk seluruh publik sepak bola nasional, khususnya untuk para orangtua agar dapat mendorong putrinya juga berpartisipasi menjadi pesepak bola. Apalagi selama ini, sepak bola putri tidak ada dalam peta sepak bola nasional.

Lihat bagaimana PSSI membuat publik sepak bola nasional penuh euforia karena menghadirkan Timnas Argentina ke +62. Lihat, apa FIFA atau PSSI atau negara yang meminta, +62 menjadi Piala Dunia U-17, bersamaan agenda politik lagi. Lihat, sepak bola akar rumput, sepak bola putri/wanita, peta-nya di taruh di mana oleh PSSI?

Menjadi tuan rumah gelaran Piala AFF Putri U-19 edisi ketiga, meski sebagai tim yang tidak sesiap kontestan lain. Pun masih menjadi debutan, karena baru mulai terlibat ikut di edisi kedua 2022, tetapi sudah mampu masuk babak semi final dengan peserta, 10 negara. Menyapu bersih kemenangan di fase grup.

Sayang, publik sepak bola nasional, khususnya yang putri/wanita, tidak dapat menyaksikan secara langsung para penggawa putri muda Indonesia ini, menyingkirkan lawan-lawannya di fase grup.

Publik sepak bola nasional akhirnya dapat menyaksikan partai semi final dari layar kaca, saat Garuda Putri Muda meladeni Thailand, sebagai tim unggulan di turnamen ini. Lihat, apakah kekalahan 1-7, membuat Timnas Putri Indonesia U-19 nampak buruk dan tidak layak sebagai sebuah Timnas? Menghadapi Thailand yang dipenuhi pemain dari hasil kompetisi, nyatanya Garuda Pertiwi mampu membuat kedudukan imbang 1-1 sampai menit 25. Setelah menit ke-4 bermain hanya 10 orang. Bermain 10 orang, tetap tidak membuat anak-anak putri Indonesia ini kehilangan standar permainan Timnasnya. Bahkan, meladeni Thailand dengan kekuatan jumlah pemain tidak seimbang, Claudia Scheunemann, nampak sebagai pemain yang seperti sudah berkompetisi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun