Orang yang merasa bisa, sok tahu, ada yang memahami berlebihan dan menganggap sebagai orang yang merasa lebih superior di atas semua orang. Akibatnya, Â orang yang sok tahu, lebih sering tidak dapat menilai positif apa pun yang dihasilkan oleh orang lain, kecuali karyanya sendiri atau apa yang diperbuatnya, dilakukannya.
Berbeda dengan orang yang "bisa". Selain karena memang memiliki kompetensi, profesional, lulus sebagai manusia sebagai makhluk individu, beragama, berbudaya, sosial, ekonomi, dll. Serta selalu pandai bersyukur. Melakukan refleksi dan instrospeksi diri, maka akan selalu rendah hati.
Akan selalu berjiwa besar, merdeka dari segala prasangka negatif dan terus berupaya meraba, menyelami, merasakan, berempati, simpati, peduli, tahu diri dengan apa yang dirasakan oleh orang lain dan lebih mendahulukan  kepentingan orang lain di atas dirinya.
Orang yang memang "bisa" dan pandai bersyukur, tentu akan selalu melekat dalam dirinya kerendahan hati, (tawadhu) dan tidak angkuh. Ia akan menerima bila dinasehati temannya, sahabatnya, orang tuanya, bahkan orang lain.
Bersyukurlah bagi siapa saja yang memang "bisa" dalam suatu hal, bukan sekadar "merasa bisa". Karena akan terhindar menjadi manusia yang angkuh, pongah, congkak, bahkan membenarkan yang salah. Menyalahkan yang benar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H