Lingkungan kota dan tempat tinggal yang nyaman, membuat segala kebahagian dapat mengalir, sehingga mudah untuk menjaga dan mengelola kesehatan jasmani dan rohani. Raga sehat, jiwa pun menjadi kaya pikiran dan kaya hati.
(Supartono JW.27042023)
Hidup yang indah itu, mengalir. Satu di antara makna mengalir adalah bergerak maju. Bergerak artinya tidak diam. Lalu, maju adalah berjalan (bergerak) ke muka, tampil ke muka.
Jadi, betapa indahnya, saat saya, kita, senantiasa mengalir menjalani aktivitas kehidupan, karena terus bergerak maju. Tidak diam, bergerak ke muka, tampil ke muka.
Dan, ternyata, kehidupan saya sebagai makhluk individu, beragama, berbudaya, dan sosial dapat begitu mengalir di Kota Depok.
Sebelum menjadi warga resmi Depok, saya tahu, perkembangan Depok yang begitu cepat, jelas menjadi perhatian bagi Pemerintah Orde Baru. Hingga pada ujungnya, Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri kala itu, Amir Machmud, mulai mengkaji peningkatan status Kecamatan Depok menjadi Kota Administratif. Dan ternyata, hasil kajian membuat Pemerintah Pusat memutuskan bahwa Kecamatan Depok yang bagian dari Kabupaten Bogor, resmi berdiri menjadi Kota Administratif pada 27 April 1999.
Bersyukur, saya masuk menjadi bagian Depok pada awal tahun 1998. Langsung menjadi bagian dari warga di Jalan Studio Alam TVRI Perumahan Sukmajaya Permata Blok G.10. Atas perubahan status Kecamatan Depok menjadi Kota Depok, saya dan keluarga pun ikut menjadi Warga Kota Depok yang ber-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Depok sejak Kota Depok berdiri.
Dalam perjalanan hidup saya, secara MENGALIR, ternyata Kota Depok dengan seluruh stakeholder terkaitnya, benar-benar telah dapat mengakomodir segala passion saya, khususnya di bidang olah raga (sepak bola), kesenian (teater), dan kehidupan sosial (kolumnis pendidikan nasional, sosial, dan kolumnis sepak bola nasional).
Teater Alir Depok
Yah, di Kota inilah, saya mendapatkan ruang dan dukungan yang luar biasa, sehingga saya dapat melanjutkan andil berbagi dalam hal kesenian, yaitu melanjutkan membina dan mendidik remaja di lingkungan kompleks saya tinggal dengan tajuk Teater Alir (Teater Dikari) yang sudah saya lahirkan pada 1990 di Jakarta Timur.Â
Setelah melahirkan puluhan produksi pementasan teater dengan naskah yang saya tulis dan saya sutradarai, sampai saat ini, Teater Alir Depok yang saya dirikan, masih HIDUP. Rumah saya, sekaligus menjadi Sanggarnya. Masih menerima order, pesanan pentas bagi siapa pun yang membutuhkan (organisasi, institusi, atau instansi).