Bagi saya, dan pastinya bagi semua guru dan dosen, murid/mahasiswa yang berhasil dan sukses adalah pribadi yang dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Bermanfaat untuk keluarganya, untuk lingkungan sekitarnya, untuk masyarakat secara luas, serta bermanfaat untuk bangsa-negara, dan agama. Selain itu, mampu menginspirasi dan memberikan pengaruh yang positif kepada orang lain pada hal yang bermaslahat. Kreatif dan inovatif.
(Supartono JW. Ramadhan13.1444H.04042023)
Tepat di hari ke-12 Ibadah Ramadhan 1444 Hijriah, ada peristiwa dramatis di Republik ini. Namun, saya baru berkesempatan mengulasnya di hari ke-13 Ramadhan, yaitu drama yang memecahkan rekor di Indonesia, dilantiknya Menteri termuda sepanjang sejarah di Pemerintahan Republik Indonesia.
Peristiwa yang saya sebut dramatis itu adalah: Dito Ariotedjo dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Zainudin Amali, pada Senin (3/4/2023) sore.
Dengan demikian, Dito yang kelahiran 25 September 1990 atau baru berusia 32 tahun, menggeser titel menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, yang sebelumnya dipegang oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menristekdikti) Nadiem Makarim yang saat itu, berusia 35 tahun, ketika dilantik Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Bangga pada mantan murid
Dilantiknya Dito sebagai Menpora, yang sekaligus menjadi Menteri termuda sepanjang sejarah Pemerintahan di Republik Indonesia, bukan hanya menjadi catatan sejarah bagi Pemerintahan Republik Indonesia, tetapi juga menjadi catatan penting bahwa Presiden Jokowi sudah percaya kepada generasi Z, bukan generasi milenial lagi, untuk bersama duduk dalam Kabinet, untuk membangun Indonesia.
Atas kepercayaan Presiden kepada Dito, pun menjadi kebanggaan bagi keluarganya, kerabatnya, saudara-saudaranya, para sahabat dan teman-temannya, tidak terkecuali para guru dan dosen yang pernah mendidik Dito mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga bangku kuliah.
Jujur, saat Nadiem diangkat menjadi Mendikbud, kemudian Mendikbud Ristek, saya yang pernah menjadi gurunya Nadiem saat kelas 2 SD Al-Izhar, rasanya tidak percaya, bila Nadiem yang masih saya ingat saat belajar di SD, terlebih bila melihat foto kenangannya, rasanya tidak percaya, Nadiem dilantik menjadi Menternya Jokowi.
Sama halnya Nadiem, saat Dito baru di isukan akan diangkat menjadi Menteri hingga sampai menjadi kenyataan, benar-benar dilantik menjadi Menpora, saat saya melihat acara pelantikan di layar kaca, seperti tidak percaya, Dito yang tabiatnya saat di SMP masih lekat diingatan saya.
Dito saat di SMP, memang sudah nampak sebagai Dito yang rendah hati (humble). sama seperti kakaknya, Mesty Ariotedjo yang sekolah di SMP Al-Izhar. Mesty yang nama lengkapnya, Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo, kini dikenal sebagai seorang dokter, model sekaligus pemain harpa Indonesia.Â