Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Satu Dihentikan dan Menjadi Kambing Hitam, yang Lainnya Dibiarkan Lanjutkan Pesta Pora

14 Maret 2023   17:25 Diperbarui: 14 Maret 2023   18:34 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Supartono JW

Negeri dongeng? Rakyat masih miskin, menderita, dan terus menerima ketidakadilan, tetapi ada sebagian rakyat yang malah bergelimang uang dan harta benda dari uang rakyat. Namun, pemimpin negeri justru nampaknya diam saja.

Ironisnya, pemerintah bukannya turut menelusuri uang dan harta benda sejawat Rafael Alun Trisambodo (RAT), tetapi melalui stakeholdernya, justru seolah sengaja menyibukkan diri, fokus menelusuri harta tak wajar RAT.

Memang satu per satu harta yang coba disembunyikan RAT terbongkar. Yah. stakeholder itu adalah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang rajin sekali mengusut harta RAT.

Dalam laporan terbaru, malah berhasil menemukan aset berupa uang tunai yang diduga milik Rafael Alun yang disimpan di safe deposit box sebuah bank BUMN.

Kira-kira kapan PPATK menelusuri harta sejawat RAT yang bisa jadi nilainya bisa lebih tinggi atau sejajar atau lebih rendah sedikit dari RAT. Dan, harta-harta tersebut pasti ada, disimpan, disembunyikan, dan lain sebagainya. Tentunya, model menyimpan dan menyembunyikannya juga tentu akan tidak jauh berbeda dengan cara yang dilakukan RAT.

Atau PPATK memang membiarkan rekan sejawat RAT dan lainnya, agar leluasa menyembunyikan harta benda mereka. Sehingga RAT dijadikan kambing hitam. Tetapi rekan sejawatnya seolah sengaja dibiarkan agar lolos, tidak seperti uang dan harta benda RAT yang sengaja difokuskan untuk ditelusuri. Sekaligus sebagai cara PENGALIHAN ISU?

RAT yang semula dikira memiliki harta Rp 56 miliar. Kemudian ada transaksi Rp 500 miliar. Lalu, ditemukan Rp 37 miliar dalam
Safe Deposit Box. Tentu, apa yang terjadi pada RAT sangat tidak mustahil terjadi pada rekan-rekan sejawatnya.

Lebih miris, buntut dari kasus RAT, pun geger soal transaksi mencurigakan di lingkungan Kemenkeu dengan nilai Rp300 triliun yang menjadi sorotan publik.

Mengenai hal ini, Presiden Jokowi diminta untuk bersikap terkait angka yng fantastis ini. Apalagi keksiruhan ini diwarnai perbedaan pendapat antara Menko Polhukam Mahfud MD selaku pihak yang meniupkan isu dengan Menkeu Sri Mulyani, pimpinan tertinggi pada lingkungan Kemenkeu.

Luar biasa pesta pora mereka. Tetapi yang sekarang dicecar hanya seorang RAT. Yang lain terkesan sengaja dibiarkan menyelamatkan diri dan harta yang bukan haknya. Presiden pun bergeming (DIAM) menyoal transaksi Rp 300 triliun.

Luar biasa. Yang satu dihentikan dan dijadkan kambing hitam. Terus ditelusuri uang dan harta bendanya. Yang lain dibiarkan lanjutkan pesta pora sambil dikasih keleluasaan menyimpan dan menyembunyikan uang dan harta bendanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun