Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ladeni Curacao (84): Timnas Senior, Belajarlah dari U-16 dan U-19 yang Cerdas TIPS

24 September 2022   08:21 Diperbarui: 24 September 2022   08:27 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


FIFA Matchday edisi September 2022 dimanfaatkan oleh Timnas Indonesia dengan meladeni Timnas Curacao (Zona CONCACAF) dua kali. Laga pertama akan berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (24/9/2022). Laga kedua di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (27/9/2022).

STy dan pemain titipan

Kendati Timnas Curacao kini duduk di ranking 84 FIFA, namun alenatore Timnas Indonesia Shin Tae-yong yang kini sedang naik daun karena berhasil meloloskan Timnas Indonesia dan Timnas Indonesia U-20 ke Piala Asia 2023, diharapkan dapat memberikan dampak yang sama saat duel dengan Curacao.

Memang, Timnas Indonesia hanya duduk di posisi 155 FIFA, berada 71 tingkat di bawah sang lawan. Namun, selain faktor STy, berlaku sebagai tuan rumah, juga menjadi keuntungan.

Meski demikian, saya pribadi melihat bahwa para pemain Garuda yang dipanggil STy untuk meladeni Curacao ada yang kurang 'sreg'. Sebab, ada beberapa pemain yang seharusnya lebih layak berjersey Merah Putih, malah diabaikan STy.

Persoalan pemain pun, netizen sampai menuduh bila dalam Timnas kali ini, ada pemain titipan. Ini kasus lucu. Pasalnya, yang dianggap pemain titipan ini, secara data matematis penampilannya di Liga 1 memang boleh dibilang tak lulus untuk ada dalam daftar pemain Timnas.

Seperti biasanya, bila ada pemain yang disinyalir TITIPAN, STy selalu pasang badan. Sampai di konferensi pers pun membela sang pemain sesuai subyektifitasnya. Inilah sepak bola aneh Indonesia. Publik juga tahu kisah-kisah drama menyoal pemanggilan pemain Timnas, khususnya bila pelatihnya orang ASING.

Seharusnya, demi meladeni Timnas yang posisi ranking FIFAnya 84, memang seharusnya STy memberikan kesempatan  kursi Timnas diisi oleh para pemain yang memang lulus teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS), yang dibuktikan dalam ajang kompetisi.

Lain hal, bila PSSI sedang tidak menggelar Kompetisi Liga 1, maka pelatih boleh asal comot pemain yang direkomendasikan kepadanya. Ini kan, Liga 1 sedang bergulir, sudah 10 pekan dilalui. Minimal cukup bagi STy untuk dapat memilih pemain yang memang layak berjersey Timnas.

Bila, sampai netizen tidak berterima dengan adanya pemain yang dianggap tidak layak masuk Timnas, maka bagaimana pun caranya pelatih pasang badan dan membela sang pemain, maka yang muncul adalah tetap ada drama titipan. Lalu, beda pelatih, beda selera. 

Jadi, selain prestasi STy yang sudah ditorehkan untuk Garuda, STy juga sudah kesekian kali, dianggap menerima pemain rekomendasi alias titipan di gerbong yang dipimpinnya. Berbeda dengan zaman saat Timnas ditangani Indra Sjafri, Fachri Husaini, dan Bima Sakti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun