"Mereka" terus menghembuskan dan menciptakan situasi dan kondisi yang terus mendewakan dan mengagungkan apa yang dikerjakan oleh junjungannya. Bila ada pihak yang coba menghalangi, maka para buzzer akan bertindak sesuai perannya.
Influencer dan buzzer pun dihadirkan demi terus membangun opini hebat di hadapan rakyta dengan segala citra baik dan kelebihannya, mengangkat diri sendiri, memuji diri sendiri, serta terus deras mencerca dan menghina lawan politik dengan caci dan maki.
Sehingga kini yang ada di Indonesia, ungkapan "jangan terbang karena pujian, jangan tumbang karena cacian" sudah berganti menjadi "Mengangkat Diri dengan Pujian, Menghujat Lawan dengan Cacian", karena kekuasaan di tangan harus terus terjaga dan aman, bahkan terus teregenerasi meski dengan jalan tiran.
Siapapun yang kini memberikan opini, komenter tentang kejelekan dan sejenisnya dari suguhan adegan pihak yang sedang berkuasa di berbagai media massa, maka para pendukung penguasa akan terus melindungi dan bahkan balik melontarkan pujian, meski rakyat Indonesia pada umumnya, tak merasakan apa yang seperti dalam pujian para pendukung penguasa.
Saat lawan politik menghujat dan sebagainya, maka para pendukung penguasa pun akan dengan enteng mencaci maki.
Luar biasa. Inilah Indonesia terkini. Mengangkat diri dengan pujian, menghujat lawan dengan cacian, pun para aktornya disiapkan anggaran. Modalnya, memakai uang rakyat yang dihamburkan, hanya demi kepentingan lanjutkan tiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H