Di tengah kepemimpinan bangsa dan negara ini yang semakin nyata dalam oligarki dan semakin otoriter, korupsi semakin tumbuh subur dan penegakan hukum semakin tumpul ke atas, ternyata masyarakat kembali bertanya-tanya dengan niat dan janji Presiden yang disampaikan dalam Pidato Kenegaraan MPR RI, di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Pertanyaan tersebut adalah menyoal janji Jokowi yang tidak akan main-main dalam upaya pemberantasan korupsi. Padahal menyangkut korupsi ini, masih lekat dalam ingatan masyarakat Indonesia saat terjadi demonstrasi besar-besaran mahasiswa menuntut PerPPU KPK. Namun, apa yang terjadi, bukannya suara mahasiswa di dengar, mahasiswa berhasil "dibungkam", meski korban jiwa berjatuhan. Bahkan hingga kini, kasus ini pun adem ayem. Mahasiswa sendiri seperti kerbau dicucuk hidung, tak ada pembelaan lagi. Diam.
Bahkan terbaru, kasus buron koruptor kakap Djoko Tjandra, setelah 11 tahun berhasil kabur, ternyata berhasil ditangkap dan kaburnya pun di bantu para jenderal polisi. Lebih menarik, Djoko ditangkap adalah karena instruksi langsung Presiden.
Bila demikian, jangan-jangan selama ini Presiden juga menginstruksikan mana buron koruptor yang wajib ditangkap dan mana yang wajib dibiarkan, tergantung kasusnya yang bisa menyeret siapa saja, aktor dibaliknya.Â
Namun, lagi-lagi, saat saya juga mendengar sendiri pidato Presiden dari layar televisi, dengan ekspresi yang meyakinkan, Jokowi mengungkap tak akan main-main dalam upaya pemberantasan korupsi.
Menurut saya, apa yang diungkapkan Presiden hanya sekadar janji, karena faktanya, beliau sendiri justru menjadi kunci dari pelemahan penanganan korupsi di Republik ini, karena sudah terlanjur terjebak dalam lingkaran oligarki.
Berbagai pihak di negeri ini pun sudah banyak yang mengungkap baik di dalam media massa maupun televisi, bahwa narasi dan janji Presiden menyoal pemberantasan korupsi hanya omong kosong, karena memang harus menyelamatkan "lingkarannya."
Seperti biasa, bila saya resah dalam kondisi seperti ini, terutama dengan janji pemberantasan korupsi yang tak akan main-main, dan janji itu diungkapkan dalam pidato kenegaraan yang disiarkan langsung televisi, namun kenyataannya selama ini jauh panggang dari api, saya menunggu kira-kira pihak mana yang akan angkat suara dan menyikapi klaim Presiden menyoal niat memberantas korupsi yang tak akan main-main.
Ternyata, sore ini, di suara.com, Jumat sore (14/8/2020) ada pihak yang kaget seperti yang sudah saya duga. Siapa?
Dia adalah Indonesia Corruption Watch (ICW) yang mengaku kaget mendengar pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengklaim pemerintah tak main-main dalam upaya pemberantasan korupsi yang disampaikan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, Jumat siang.
Karenanya, peneliti ICW Kurnia Ramadhan, justru menganggap Jokowi tak pernah sama sekali mendukung upaya pemberantasan korupsi selama dua periode menjabat pemimpin negara.