Pagi ini adalah hari ketiga kami berada di kota Paris, Jumat, 29 Juli 2011. Selama dua hari kemarin, sudah ada delapan destinasi besar di kota ini yang kami kunjungi, dan banyak sekali sisi lain dari setiap destinasi tersebut, terutama yang dapat dijadikan contoh baik untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia, mengapa setiap destinasi tersebut menjadi daya tarik wisatawan dunia dan menjadikan Paris adalah kota wisata impian bagi setiap insan di jagat raya ini.
Setelah sarapan pagi, di Hotel resto Hotel Residhome ini, saya intip catatan agenda wisata hari ketiga:
FRIDAY 29/JUL/11
PARIS Â Â Â Â Â Â HOT BUFFET/FULL BREAKFAST AT HOTEL
09:00 FULL DAY FREE PROGRAM
12:00 LUNCH AT: SICHUAN RESTAURANT
MENU: CHICKEN & SWEETCORN SOUP/SZECHUAN STYLE
SPICY BEEF / GONG BAO CHICKEN/SLICED FISH WITH
GINGER & SPRING ONION/SCRAMBLED EGG WITH TOMATO /
STIR FIRED CHINESE LEAF/RICE / FRUITS / TEA
18:30 DINNER AT: FONTAINE DE JADE
MENU: PEKING SOUP (NO PORK)/FISH FILLET IN SPICY
SAUCE/DEEP FRIED CHICKEN WITH 5 SPICES/SATAY BEEF
/ CHICKEN WITH ONIONS/FRIED SEASONAL VEGETABLES/
RICE / FRUIT / TEA
HOTEL - RESIDHOME PARC DU MILLENAIRE
Dari catatan agenda tersebut, hari ini kami semua diberikan waktu satu hari untuk program destinasi bebas, meski makan siang dan makan malam tetap harus bersama. Setelah sarapan pagi, sebelum kami terpisah menjadi beberapa kelompok, bus mengantar kami La Dfense, stasiun kereta api pinggiran kota Transilien, RER, Paris Mtro, dan trem. Stasiun berada di berada di bawah gedung Grande Arche di La Dfense, kawasan bisnis di barat Paris.
Sementara La Dfense sendiri merupakan sebuah distrik bisnis besar untuk kota Paris (Ville de Paris) dan merupakan yang terbesar di Eropa, membatasi Neuilly-sur-Seine, bagian barat kota. Distrik ini merupakan salah satu distrik bisnis utama di Eropa. Begitu bus sampai ke stasiun, kami pun langsung menuju lorong bawah tanah dan mengantre kereta tak beda dengan masuk ke stasiun MRT Duku Atas di Jakarta sekarang (2020).
Untuk tujuan pertama, kami masih dalam satu rombongan, yaitu menuju Stasiun Charles de Gaule Etoile untuk menyambangi Arc de Triomphe de l'toile atau biasa dikenal sebagai Arc de Triomphe  (gapura kemenangan). Arc de Triophe lebih tepatnya terletak di tengah bundaran Place Charles de Gaule, ujung barat jalan Champ-Elysees, Paris. Monumen ini dibangun dengan ukuran sebesar 45 x 22 x 50 m, selain ukurannya yang begitu besar monument ini dihiasi dengan banyak patung, ukiran dan relief-relief yang menggambarkan perang Napoleon Bonaparte pada masa itu. Saat ini Arc de Triomphe merupakan salah satu monumen paling terkenal di kota Paris yang menjadi latar belakang ansambel perkotaan di Paris. Persimpangan jalan yang ada di Arc de Triomphe sendiri membentuk bintang lima. Bagi para wisatawan, tentu akan dapat memahami kisah yang lengkap menyoal gapura kemenangan ini, dengan membaca sejarah selengkapnya di berbagai sumber. Yang pasti, karena gapura kemanangan ini ada di kota Paris, maka siapa pun yang berfoto di depan gapura, akan sangat mudah dikenali bahwa itu adalah Arc de Triomphe  (gapura kemenangan) yang tingkat popularitasnya juga setara dengan Menara Eiffel dan lainnya. Ketika berkunjung ke monumen ini alangkah baiknya jika mempersiapkan fisik terlebih dahulu karena para pengunjung akan dibawa menikmati keindahannya dengan berjalan kaki.
Mengakrabi Arc de Triomphe  pun usai. Berikutnya, saya dan beberapa anggota perjalanan lainnya, memilih kunjungan ke pusat pertokoan di Paris. Salah satu toko yang kami kunjungi adalah Oscar Music Librairie Musicale. Selanjutnya setiap toko pun kami singgahi dengan maksud mencari barang-barang untuk souvenir.
Saat kami terus menyusuri pertokoan yang tidak jauh dari Restoran tempat makan siang kami nanti, saya pun berhenti ketika sedang ada petugas yang mengganti ban sepeda di tempat parkir pinggir jalan (halte sepeda). Setelah petugas itu selesai mengganti ban sepeda, saya pun mencoba mencari tahu tentang masalah sepeda di Paris. Petugas itu sangat senang atas kunjungan kami, dan saya pun diberikan tanda mata, ban dalam sepeda yang bentuknya lain dari yang biasa ada di Indonesia. Katanya, silakan simpan ban dalam sepeda ini untuk saya sebagai oleh-oleh dari Paris.
Dari obrolan itu saya pun memahami bahwa pemerintah pusat paris menyediakan sarana transportasi yang nyaman baik untuk warganya maupun untuk wisatawan asing yang sedang berwisata menikmati keindahan kota paris dengan sepeda. Namanya Velib, ini merupakan sistem penyewaan sepeda kota yang dibuat pemerintah daerah paris untuk menjakau tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau oleh transportasi umum.
Lihat Trip Selengkapnya