Pada Selasa 30 Juni 2020, mobil Alphard berwarna putih milik seorang artis dibakar orang tak dikenal. Kejadian ini pun langsung membikin heboh media massa dan media sosial. Bahkan sepanjang hari ini, Rabu, 1 Juli 2020, berbagai media televisi pun menayangakan berita dan menjadikan bahan perbincangan.Terbaru, siang ini Kepolisian Sidoarjo telah menginformasikan melalui saluran televisi nasional, bahwa ternyata pelaku adalah penggemar atau fans fanatik sang artis yang jauh-jauh datang dari Cikarang, namun ujungnya tak dapat menemui artis pujaannya. Padahal, untuk sampai ke kediaman sang artis, fans yang kemudian menjadi pelaku pembakaran, sudah berjuang dengan berbagai upaya.
Perlu waktu sekitar 10 hari dan tanpa bekal yang cukup, namun begitu tiba di kediaman sang artis, baik sang artis maupun keluarganya singkatnya tak mau menemui pelaku. Akhirnya, terjadilah pembakaran itu karena kecewa.Peristiwa pembakaran ini, sejatinya wajib menjadi perhatian bagi para artis Indonesia yang lain. Terlebih dalam situasi masyarakat sangat  penuh penderitaan, minimal sebelum para artis secara individu membantu penderitaan masyarakat, minimal para artis ini ada simpati dan peduli kepada fans nya. Karena, kalau bukan karena fans nya, popularitas artis pun tidak akan "terjaga".
Apalagi, kini banyak artis yang memiliki usaha sebagai youtuber yang jelas-jelas tidak dapat lepas dari ikatan dengan para fans maupun pengikutnya. Sebab, pendapatan mereka pun sangat tergantung dari para fans dan pengikutnya.
Sementara, berdasarakan keterangan pihak kepolisian Sidoarjo yang disampaikan dalam berita siang, Rabu (1/7/2020) adalah karena fans nya kecewa pada sang artis dan keluarganya yang tidak memiliki simpati dan empati. Dan, beruntung yang jadi korban hanya mobil, bukan nyawa.
Namun, bila dari peristiwa ini sang artis malah menjadi semakin ditinggalkan oleh fans nya karena sikap yang tak simpati dan tak empati serta tak peduli, karena telah membikin fans fanatiknya malah harus menjadi "penjahat", ini adalah pertanda tak baik bagi hubungan artis dan fans di Indonesia. Sebab, cara fans fanatik yang akhirnya menjadi pelaku pembakaran mobil yang tidak pernah ada dalam rencananya karena dikecewakan, bisa saja ditiru oleh para fans lain kepada para artis pujaannya.
Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir, bersamaan dengan hadirnya pandemi corona, di saat masyarakat semakin terpuruk, sikap, perilaku, gaya hidup, dan pamer kekayaan para artis justru semakin gencar. Baik melalui media sosial para artis itu sendiri atau malah acara pamer kelayaan ini difasilitasi oleh stasiun televisi.
Sungguh ini sangat memiriskan hati. Di tengah masyarakat dalam kondisi sangat terpuruk, media massa, media sosial, dan media televisi malah dibanjiri berita dan konten pamer kekayaan para artis.
Ada acara khusus di televisi tentang kehidupan pribadi dan rumah tangga yang mewah dari keluarga artis. Ada berbagai berita dan tayangan gaya hedonis para artis dengan gaya hidupnya, mobil mewahnya, barang mewahnya, gaya kebarat-baratnya, rumah mewahnnya, tanpa rasa risi dan malu, malah dicipta untuk konsumsi publik. Hingga ada sebutan "Sultan" segala dan selalu bicara harta dan kekayaan, dan uang yang miliaran.
Adakah sebersit dalam pikiran dan para artis ini, bahwa mereka mendapatkan rezeki itu semua karena didukung oleh siapa? Tetapi, dengan rumah mewah, harta, dan kekayaannya, mereka dengan bangga menjadi bahan berita dan bahan acara televisi tanpa memikirkan masyarakat Indonesia yang menonton saja banyak yang berujar, "kok mereka narsisnya luar biasa, dan begitu bangganya dengan kemewahan dan kekayaan harta bendanya".
Atas kondisi yang memirisikan ini, apalagi menjadikan masyarakat Indonesia menjadi bangsa pemimpi, sebab terus disuguhi berita dan tayangan kemewahan artis, ini sangat dapat mengganggu perkembangan psikologis masyarakat kita.
Pertanyaannya, ke mana Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam menyikapi tayangan-tayangan artis yang hanya pamer harta dan kemewahan, jauh dari nilai-nilai edukasi?