Khususnya di Indonesia, sebab pandemi corona, kini bersepeda menjadi pilihan masyarakat terutama dalam rangka menjaga kondisi tubuh. Namun, bagi sebagian masyarakat, sebelum wabah corona datang, bersepeda juga sudah menjadi gaya hidup.
Meski, banyak pula masyarakat yang akhirnya memilih bersepeda demi menjaga kesehatan, sehingga tidak harus pilih-pilih dan gengsi dengan jenis dan harga sepeda. Terpenting sehat dan nyaman digowes, nyaman untuk kantong, dan tidak harus kebanyakan "gaya".
Selain itu, bersepeda juga jangan karena mau ikut-ikutan tren dan gengsi. Akan tetapi, jika didasari pada kebutuhan dan pertimbangan isi dompet, sebab yang terpenting manfaat dan sensasinya, bukan harganya.
Sejarah SepedaÂ
Bila Anda kini sudah memilih ikut aktif bersepeda, terlepas karena kebutuhan untuk menjaga kesehatan di tengah wabah corona, apa lagi yang tujuannya sekadar untuk gaya-gayaan, jangan bilang Anda sudah menjadi pesepeda, bila tak memahami Sejarah dan Hari Sepeda.
Dari berbagai literasi dan informasi, sepeda pertama ditemukan oleh Baron Karl Drais von Sauerbronn atau lebih sering dikenal Karl Drais, yang lahir pada tanggal 29 April 1785 di Karlsruhe, Jerman. Karl berprofesi sebagai kepala pengawas hutan.
Untuk menunjang tugasnya sebagai kepala pengawas hutan, ia membutuhkan alat transportasi dengan mobilitas tinggi. Atas dasar kebutuhan tersebut, Karl Drais kemudian berinovasi menciptakan sebuah alat transportasi untuk menunjang pekerjaannya.
Akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah terobosan yang sangat penting bagi teknologi sepeda modern yang kita jumpai sekarang. Bentuk awal sepeda yang diciptakan pada masa itu adalah sepeda beroda tiga tanpa pedal.
Saya kutip dari informasitips.com, Karls Drais melakukan perjalanan pertamanya pada 12 Juni 1817, dari Mannheim ke Schwetzinger Relaishaus. Perjalanan keduanya dari Gernsbach ke Baden juga dilakukan pada tahun yang sama. Dengan kendaraannya itu, Karl Drais dilaporkan mampu melaju lebih cepat.
Perjalanan perdana dengan sepeda buatannya ini telah diliput dan dimuat di koran lokal Jerman pada tahun 1817. Karl Drais sendiri memberi nama sepeda ciptaannya ini dengan Draisienne. Atas ide dan kreativitasnya, Karls Drais dianugerahi gelar duke pada tanggal 12 Januari 1818.Â
Selain itu, Grand Duke Karl Drais juga ditunjuk sebagai profesor mekanika. Gelar ini merupakan gelar kehormatan yang tidak ada kaitannya dengan universitas ataupun lembaga lain. Saat pensiun dari layanan sipil, Karl Drais tetap menerima gaji sebagai bentuk imbalan jasanya sebagai penemu sepeda.