Di samping itu, Bendungan Sepaku-Semoi sendiri tidak pernah disebutkan dalam APBN 2020 merupakan proyek ibu kota negara (IKN) yang baru, melainkan sebagai program pembangunan infrastruktur PUPR 2020-2024, bersama 59 unit bendungan lainnya. Menteri PUPR sendiri juga sudah menyatakan tidak ada anggaran tahun 2020 ini untuk pembangunan IKN baru. Sementara dalam realokasi anggaran tahun 2020 terkait pandemi Covid-19 oleh KemenPUPR juga tidak pernah menyebutkan Bendungan Sepaku-Semoi.
Namun, mengapa pemerintah ngotot membebaskan lahan untuk bendungan. Saat tidak ada kepentingan mendesak untuk melanjutkan proyek IKN dan dari mana pula dananya? Penelitian INDEF pun mengatakan bahwa pemindahan IKN ke Kalimantan Timur tidak akan memberikan pengaruh apa-apa terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak ada urgensinya, bahkan IKN itu sendiri pada kondisi normal menurut berbagai pihak juga tidak penting.
Dalam kondisi pandemi corona dan rakyat sangat membutuhkan bantuan, proyek Bendungan Sepaku-Semoi yang segera akan dilaksanakan ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 700 miliar. Uang sebanyak itu dapat digunakan untuk membantu 390 Ribu KK selama tiga bulan, dengan masing-masing mendapatkan Rp 600 ribu per bulan.
Bapak Presiden, bagaimana ini? Apa benar akan terus melanjutkan rencana pembangunan bendungan Ibu Kota baru itu? Rakyat sedang terpuruk, menderita karena kebijakan-kebijakan Bapak dan pemerintah. Rakyat dan negara butuh fokus pada penanganan Covid-19 yang masih terus merajalela. Bapak lebih sayang kepada siapa sebenarnya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI