Saat menyiakan kepercayaan, itulah kehilangan.
(Supartono JW.16052020)
Kendati dalam bulan Ramadan, sebab pandemi corona, hingga memasuki hari ke-22, ternyata tak dapat dihindari semakin terasa berbagai "degradasi" baik pada pemerintah dan pemimpin yang kita percaya maupun pada masyarakat.Â
Degradasi atau kemunduran, kemerosotan, penurunan, dan sebagainya (tentang mutu, moral, pangkat, dan sebagainya), sangat kental terasa terutama pada pemimpin kita yang seharusnya amanah.Â
Oleh sebab itu, Ramadan Tak Biasa di tengah pandemi corona di negeri ini, lain cerita dengan di manca negara. Meski kisahnya sama-sama sedang diserang corona, namun cerita di negeri nusantara, hampir setiap hari dihebohkan oleh sikap masyarakat yang masih abai dengan peraturan pencegahan corona, karena pemerintah juga terus asyik membombardir masyarakat dengan kebijakan yang membingungkan, meresahkan, dan menciderai perasaan.Â
Bahkan, dalam dua hari, Kamis-Jumat (14 dan 15/5/2020), berbagai berita membanjiri media massa dan televisi tak henti mengulas hal tersebut, diiringi komentar dan kritik dari masyarakat dan berbagai pihak yang tak menyejukkan hati, semua satu suara sedih atas kebijakan Jokowi menyoal kenaikan iuran BPJS, pun sedih atas sikap masyarakat yang terus abai dalam tindak pencegahan corona.Â
Namun, dipahami pula, bahwa segala tindakan abai masyarakat, juga akibat dari sikap pemerintah dan pemimpin negeri ini yang tak tegas dan banyak meluncurkan kebijakan tak amanah termasuk soal kenaikan iuran BPJS.Â
Tak pelak menggema suara hati kerinduan rakyat atas hadirnya kembali pemimpin yang amanah di sisa 7 hari ibadah Ramadan ini, karena terus dilanda degradasi itu.Â
Bila melihat situasi dan kondisi yang ada, rasanya mustahil bila kita berharap agar orang lain, apalagi pemerintah dan pemimpin negeri ini untuk tiba-tiba menjadi amanah, semudah membalik telapak tangan dan sembuh dari degradasi.Â
Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah, kita mengajak diri kita sendiri dan orang lain yang dekat dengan kita agar tetap bisa amanah. Biarkan saja, orang lain/pemerintah/pemimpin negeri ini yang tetap terus bertindak semaunya sendiri, tidak amanah dan terus dalam degradasi.Â
Menjadi diri yang amanahÂ