Bila cinta, maka tak menyakiti.Â
(Supartono JW.15052020)Â
Ramadan Tak Biasa, telah sampai di hari ke-22. Kendati situasi pandemi corona masih terus terjadi dan mengiringi ibadah  Ramadan, dan terus membikin masyarakat tertekan karana kebijakan-kebijakan pemerintah daaml penanganan yang belum sesuai harapan, tidak lantas harus membuat semua masyarakat terus bersedih.Â
Memang, atas kondisi yang ada, tekanan mental dan pikiran, mengakibatkan perilaku masyarakat, mulai dari rakyat jelata hingga pemimpin negeri masih jauh dari ekspetasi, karena segala tindak-tanduk dan perilaku masih dilandasi oleh sikap saling curiga, tak percaya, saling membenci  dan segala sikap negatif lainnya, yang turut menjadi ujian masyarakat dalam menjalani bulan dan ibadah Ramadan yang semestinya, khusu.Â
Di hari ke-22 ini, alangkah baiknya, kita coba menengok lagi apa yang telah kita perbuat selama 21 hari yang telah kita lewati. Lebih banyak mana, antara sikap perbuatan dan amalan kita selama hari-hari itu? Apakah sikap yang benar dan baik, atau sikap dan amalan ibadah yang tidak benar dan buruk?Â
Ke depan, masih tersisa 8 hari lagi, di fase ketiga keistimewaan Ramadan. Masih ada kesempatan di fase pembebasan dari api neraka untuk memperbaiki sikap dan amalan ibadah kita yang tidak benar dan yang buruk.Â
Bagi yang selama ini masih terus dilanda keresahan dan kesedihan atas kondisi yang ada atau bagi umat yang selama ini terus dilimpahi "kelebihan" namun tak pernah pandai bersyukur, maka 8 hari kedepan harus dijadikan momentum kebangkitan untuk bersikap dan berbuat benar dan baik.Â
Ramadan dan cintaÂ
Wahai umat manusia, perlu kita pahami bahwa selain penuh rahmat, ampunan, hikmah dan berkah, Ramadan adalah bulan penuh cinta. Karenanya ada fase keistinewaan 10 hari pertama, rahmat. 10 hari kedua maghfirah, dan kini 10 hari terakhir, pembebasan dari api neraka. Itulah sebabnya, tiga fase tersebut disiapkan Allah atas dasar cintaNya kepada umat manusia.Â
Ketahuilah bahwa cinta menjadi sumber dan dasar penciptaan manusia dan alam semesta. Cinta dalam KBBI adalah perasaan suka sekali, dan sayang benar. Karenanya, dalam (Q.S. Al-Fajr, ayat 28) berbunyi, Â "Ramadan adalah bulan penuh cinta dan harapan untuk kembali ke pelukan-Nya dengan cinta menggelora".Â
Untuk itu, marilah dalam 8 hari ke depan, isilah pikiran dan hati kita dengan cinta, maka segala langkah dan perbuatan dalam melanjutkan ibadah Ramadan ini benar-benar penuh keberkahan, diangkat dari kesusahan serta dijauhkan dari perbuatan salah dan dosa, tidak saling membenci.Â