Alhamdulillah, 16 hari ibadah Ramadan telah kita lalui meski dalam situasi Ramadan Tak Biasa (RTB). Dari semua peristiwa ibadah Ramadan sejak hari pertama hingga hari ke 16, dalam setiap artikel yang saya tulis, di mana tema yang saya angkat adalah hal yang paling saya anggap penting di hari itu, maka tak ada satu hari pun yang dilewati oleh seluruh umat manusia, khususnya umat Muslim di Indonesia yang tidak membawa perkara "hati".Â
Karenanya, untuk Tebar Hikmah Ramadan  (THR) di hari ke-17 saya tayangkan di malam Ramadan ke-17, sebab bertepatan dengan Nuzulul Quran.Â
Sebelum masuk ke malam Nuzul Al-Quran, sedikit saya ulas perkara hati ini, yang tidak lain dan tidak bukan menyoal sikap tidak tegas dan "mencla-mencle"-nya pemerintah dalam upaya pencegahan, antisipasi, dan penanganan Covid 19 (PAPC19) yang cukup menggerus mental dan perilaku (psikologis) masyarakat di tengah masa yang sulit, sehingga dalam menjalankan ibadah Ramadan, ke-khusu-an menjadi barang mahal, karena pikiran rakyat terus terganggu dengan kesadaran diri/pengendalian diri/hawa nafsu yang terus menguras tenaga dan pikiran karena aturan pemerintah yang tidak tegas, tidak konsiten, dan membingungkan.Â
Khusus untuk artikel ini, saya yakin setiap muslim akan tidak terganggu dengan urusan duniawi apalagi persoalan dengan pemerintah, sebab malam ini, malam Ramadan ke-17 adalah menjadi peristiwa penting yang akan hadir sekali dalam bulan Ramadan, dia adalah kisah turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW, yang biasa umat Islam kenal dengan Nuzulul Quran.Â
Nuzulul Quran, diperingati setiap malam menjelang 17 Ramadhan, sebab tanggal tersebut, terjadi peristiwa turunnya ayat pertama Al Quran, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5, melalui perantara malaikat Jibril.Â
Saat itu, Rasulullah berkhalwat di gua Hira, Jabal Nur, yang berjarak lebih kurang 6 km dari Mekkah. Arti ayat tersebut: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."Â
Dalam berbagai literasi, Kitab suci Al Quran diturunkan tidak sekaligus, namun berangsur-angsur. Dalam Q.S. Al Isra' ayat 106, "Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.Â
Mengapa diturunkan berangsur-angsur? Adalah untuk mengukuhkan dan meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW agar Al Quran mudah dihafal dan dipahami oleh kaum muslimin.Â
Selain itu juga untuk mengetahui mana ayat yang mansukh (dihapus) dan mana yang nasikh (menghapus). Karenanya, penurunan secara berangsur-angsur lebih akurat daripada sekaligus untuk menegaskan kemukjizatan Al Quran.Â
Amalan malam Nuzulul QuranÂ
Seperti sudah saya utarakan, bahwa kisah RTB yang tak akan terganggu dengan pengendalian diri dan hawa nafsu duniawi seperti 16 hari yang telah kita lalui, maka malam Nuzulul Quran, menjadi malam yang tidak akan menjadi alasan bagi umat muslim untuk tidak melakukan tradisi Nuzulul Quran.Â