Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(10) Ramadan Tak Biasa, Hikmah 10 Hari Pertama

3 Mei 2020   00:05 Diperbarui: 3 Mei 2020   00:54 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila sebagian masyarakat masih tidak taat, padahal virus corona menjangkiti siapa saja tanpa terlihat dan tanpa permisi, dengan taruhan nyawa/mati, namun masyarakat masih tetap memaksakan diri beribadah di Masjid, maka sejatinya, umat yang demikian tidak ada kasih sayang kepada umat yang lain, sebab akan sangat rentan terdampak virus corona. 

Bila masyarakat masih banyak yang memaksakan diri beribadah Ramadan di Masjid, setali tiga uang juga dengan sikap para pemimpin rakyat, yang juga tidak memberikan contoh dan teladan yang baik, dan tidak menjadi pemimpin yang amanah. 

Di fase 10 hari pertama ini, masih ada pemimpin rakyat yang melanggar peraturannya sendiri di tengah PAPC19, yaitu turun ke jalan dan langsung ke rumah warga dengan membagikan sembako sendiri, yang mengakibatkan warga menjadi berkerumun. 

Selain itu, karena kantong sembako juga berlogo/ada keterangannya, maka membikin masyarakat berpikir, apakah itikad baik membagi sembako yang menyalahi prosedur PAPC19, benar tulus berbagi, atau atau ada tendensi lain, politik misalnya. 

Terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam program pemerintah menunjang PAPC19, dalam pembagian sembako pun, sempat ada pemimpin rakyat yang dipermasalahkan karena banyak pembagian sembako yang tidak tepat sasaran. 

Malah seorang Rektor saja, dapat sembako. Lebih dari itu, meski ada maksud baik, karena sembako dan uang yang turun tidak sesuai jumlah pengajuan, ada pemimpin rakyat yang mencoba memotong uang hak warga. 

Intinya, di fase 10 hari pertama, ibadah Ramadan yang seharusnya penuh rahmat, banyak ternoda oleh sikap-sikap yang tidak dapat dijadikan contoh, sikap-sikap tidak amanah pada sebagian masyarakat dan pemimpin kita. 

Rahmat, teladan, amanah 

Bicara ibadah yang penuh rahmat, penuh keteladanan, dan amanah, bila dikaitkan dengan peringatan Hardiknas di Ramadan yang tak biasa ini, menjadi "nyambung". 

Pasalanya, bicara Hardiknas, sama dengan bicara Ki Hajar Dewantara. Maka, akan bicara filosofi tetang keteladanan masyarakat dan  "pemimpin". Bicara keteladanan, maka akan terkait dengan sikap amanah masyarakat dan pemimpin. 

Menyoal keteladanan dan amanah inilah yang hingga saat ini, masih sangat memprihatinkan. Banyak pemimpin yang tidak dapat menjadi teladan rakyat, meski rakyat sudah mempercayakan dan memilih mereka di tampuk pemimpin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun