Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa Makna Libur 14 Hari, Bila...

16 Maret 2020   18:30 Diperbarui: 16 Maret 2020   18:22 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Zonautara.com

Mungkin tidak usah "ngomongin lockdown" dari pemerintah pusat, omongin saja yang kini sedang diperintahkan masing-masing pemerintahan daerah.

Sejak Senin (16/3/2020) di berbagai daerah di Indonesia secara serentak telah meliburkan siswa dan karayawan, namun, tetap saja ada karyawan yang masuk kerja. 

Lalu apa artinya, bila ada anak-anak dan orangtua sudah berdiam diri di rumah, namun tetap ada anggota keluarga yang tetap masuk kerja? Bagaimana bila anggota keluarga yang masih masuk kantor itu justru tertular virus Corona sepanjang perjalanan berangkat atau pulang kantor atau di tempat kerja? 

Berikutnya, langsung menjadi penular utama anggota keluarga yang berdiam diri di rumah? Selain itu, kebijakan yang tidak sama, tidak satu komando ini apakah disadari, bahwa seandainya saja di satu keluarga ada yang sudah terjangkit virus Cirona, karena tak menyadari malah justru menulari seisi rumah? 

Terbayangkah kisah seperti itu yang sangat mungkin terjadi? Bila benar ada yang terjadi, dan di banyak keluarga yang tak terdeteksi dan tak terantisipasi, maka apa yang belakangan akan terjadi? Korban akan terus bertambah banyak. Korban terlambat ditangani dan diisolasi. Satu keluarga tertulari. 

Apa makna libur 14 hari, bila hal itu justru yang terjadi? Mengapa dalam kondisi libur 14 hari yang tidak satu komando karena di setiap keluarga masih saja ada yang ke luar masuk rumah karena masih masuk bekerja atau kepentingan "lain"? 

Alangkah bijaknya bila selama libur 14 hari yang tidak menggaransi setiap keluarga sama-sama berdiam diri di rumah, pemerintah memutuskan, petugas medis melakukan deteksi dan tes virus Corona secara "door to door" dari pintu ke pintu. 

Maka, bila ada anggota keluarga yang terjangkit virus Corona akan segera tertangani dan keluarga bersangkutan juga cepat diisolasi. 

Dengan demikian, tes deteksi massal virus Corona dari pintu ke pintu ini akan sangat efektif mencegah penularan dan semakin banyaknya jatuh korban. 

Di semua negara yang terpapar virus Corona juga telah melakukan hal ini. Karenanya, bila Indonesia tidak segera melakukan deteksi dan tes dari pintu ke pintu, maka mustahil virus Corona akan berhenti bermigrasi dan terus menyerang korban baru. 

Ayo libatkan petugas medis di setiap Kecamatan, menyisir warga di Kelurahan, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga. Gunakan anggaran BNPB di wilayah deteksi dini yang harus masif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun