Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salah Kaprah Benar dan Baik

6 Maret 2020   14:14 Diperbarui: 6 Maret 2020   14:30 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Blog.Kedairohani.com

Segala perbuatan, tindakan, sikap, perilaku,  keputusan, kebijakan dari mulai rakyat biasa, elite partai politik, hingga para pemimpin negeri ini, sampai saat ini masih sangat kuat terhadap paradigma tentang baiknya, bukan tentang benar dan kebenaran. 

Kesalahan paradigma dan pemahaman tentang baik dan benar, sudah sangat salah kaprah (kesalahan umum yang orang tidak merasakan lagi sebagai kesalahan).

Seharusnya yang mengemuka dan mengakar kuat di setiap rakyat, utamanya adalah perbuatan benar, tindakan benar, sikap benar, perilaku benar, keputusan benar, kebijakan benar, dan lain sebagainya, baru diikuti oleh kata baik. 

Di setiap ajaran agama apa pun, tentunya juga diajarkan hal yang benar baru diikuti oleh hal yag baik. Jadi, pola berpikir baik dan benar yang selama ini terbalik, wajib luruskan. 

Dalam kehidupan berbangsa-bernegara dan bermasyarakat di Indonesia, terutama yang dicontohkan oleh para elite partai politik yang duduk di parlemen dan pemerintahan, hingga detik ini, lebih kepada hal-hal yang sengaja dilakukan agar dipandang "baik", namun banyak hal yang sejatinya tidak benar. 

Demikian pula pada kehidupan rakyat biasa, hal-hal yang benar semakin dijauhi, sementara, masyarakat lebih memilih kepada hal-hal yang ukurannya baik. 

Apa bukti dan faktanya? Sebelum kita buktikan bahwa di negeri ini, hal baik lebih diutamakan dari pada hal yang benar, coba kita perhatikan makna benar dan baik sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 

Baik, memiliki 10 arti turunan, yaitu 1) elok; patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya, dan sebagainya), 2) mujur; beruntung (tentang nasib); menguntungkan (tentang kedudukan dan sebagainya), 3) berguna; manjur (tentang obat dan sebagainya), 4) tidak jahat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan, dan sebagainya),  jujur, 5) sembuh; pulih (tentang luka, barang yang rusak, dan sebagainya), 6) selamat (tidak kurang suatu apa), 7) selayaknya,  sepatutnya, 8) (untuk menyatakan) entah, 9) ya (untuk menyatakan setuju), 10) kebaikan, kebajikan. 

Bila ditelisik dari 10 arti turunan baik, semuanya adalah hal yang normatif sesuai kaidah situasi dan lingkungan. Sangat berbeda dengan arti kata benar. 

Benar, memiliki 6 arti, yaitu: 1) sesuai sebagaimana adanya (seharusnya), betul; tidak salah, 2) tidak berat sebelah,  adil, 3) lurus (hati), 4) dapat dipercaya (cocok dengan keadaan yang sesungguhnya), tidak bohong, 5) sah, 6) sangat, sekali, sungguh. 

Sesuai arti kata baik dan benar tersebut, betapa kini kita terbuka mata, bahwa selama ini, rakyat menjerit, teriak, protes, demonstrasi kepada parlemen dan pemerintah, karena banyaknya ketidakbenaran yang sesuai dengan makna benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun